Kasihi Mereka Lebih Banyak, Butuhkan Mereka Lebih Sedikit
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 8112
Cara Melayani Satu Sama Lain dengan Lebih Baik
Orang Kristen dipanggil untuk mengasihi Allah dan orang lain. Kasih memanifestasikan dirinya dalam tindakan praktis pelayanan. Itu berarti panggilan kita untuk mengasihi Allah dan orang lain adalah panggilan untuk melayani.
Masalahnya, pelayanan itu sulit. Sulit untuk menyangkal diri kita sendiri, memerhatikan kebutuhan orang lain, dan menempatkan preferensi mereka di atas keinginan kita sendiri. Seringkali adalah menyakitkan untuk memberikan waktu, uang, dan energi kepada teman, keluarga, tetangga, dan sesama anggota gereja. Pelayanan dapat menguras dan memakan waktu, serta membayar harga. Jadi, kita membutuhkan semua bantuan yang bisa kita dapatkan untuk melayani dengan ceria dan konsisten.
Syukurlah, Allah bermaksud menjadikan umat-Nya menjadi hamba yang menyerupai Kristus, yang berarti Alkitab penuh dengan bantuan yang kita butuhkan. Satu sumber pengajaran dan motivasi yang kuat untuk pelayanan adalah Kolose 3.
Rahasia Pelayanan yang bersifat Paradoks
Kolose 3:23 adalah perintah Rasul Paulus yang menarik perhatian kepada para budak Kristen: "Apa saja yang kamu lakukan, lakukanlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Itu menggelitik, karena hanya satu ayat sebelumnya Paulus mengajarkan budak untuk, -Budak-budak, taatilah tuan-tuanmu yang ada di dunia ini ...- (Kolose 3:22). Jadi yang mana, Paulus? Bagaimana perintah-perintah yang saling bertentangan ini dapat cocok?
Entah bagaimana, bahkan ketika kita melayani orang lain (Kolose 3:22), kita tidak akan harus bekerja untuk mereka (Kolose 3:23). Jadi, apa artinya bekerja untuk seseorang? Konteksnya membantu kita di sini. Ayat 22 memerintahkan para budak untuk tidak dimotivasi oleh keinginan untuk menyenangkan orang lain, tetapi dengan lebih kepada takut akan Tuhan. Ayat 24–25 mengingatkan para budak bahwa upah mereka untuk pelayanan akan datang dari Tuhan, dan bahwa hukuman karena kesalahan juga akan datang dari Tuhan:
"... sebab kamu tahu bahwa dari Tuhan kamu akan menerima warisan sebagai upahmu. Kristus Tuhanlah yang sedang kamu layani. Sebab, orang yang berbuat salah akan menerima balasan atas kesalahan yang dilakukannya dan tidak ada yang dikecualikan. (Kolose 3:24–25)
Tampaknya bekerja untuk seseorang berarti melayani mereka untuk mendapatkan pujian atau menghindari hukuman mereka. Paulus mengatakan bahwa kita harus melayani orang lain, tetapi bukan karena kita berharap untuk mendapatkan upah dari mereka atau takut akan murka mereka. Tuhanlah yang kita cari saat kita melayani mereka.
Ketika Kita Membutuhkan Orang Lebih Sedikit
Kita mungkin mengekspresikan pengajaran Paulus dengan cara ini: Orang Kristen (harus) lebih banyak melayani orang lain (Kolose 3:22) dan lebih sedikit membutuhkan orang lain (Kolose 3:23–25). Itu membawa kita pada kebenaran paradoks yang dapat membebaskan kita untuk melakukan pelayanan yang membutuhkan pengorbanan: semakin sedikit kita membutuhkan orang lain (apakah itu mendapatkan pujian mereka atau menghindari celaan mereka), maka semakin banyak dan semakin lebih baik kita akan melayani mereka.
Pikirkan tentang hal ini: Orang-orang mengecewakan kita. Mereka sering lupa menghargai atau berterima kasih kepada kita. Mereka sering mengkritik. Apa yang membuat kita tetap aktif melayani mereka? Jawabannya adalah: daripada mengharapkan (atau takut) sesuatu dari mereka, kita melihat kepada Tuhan Yesus, yang selalu menepati janji-Nya dan yang sudah menerima kita sebagai milik-Nya.
Dengan bekerja untuk Kristus (daripada kepada orang lain), kita menjadi pelayan yang lebih baik (bukan lebih buruk) terhadap orang lain. Ini bersifat paradoks, tetapi benar. Kita tidak membutuhkan opini bagus dari mereka. Kita tidak takut dengan pendapat buruk mereka. Kita dibebaskan untuk melayani mereka dengan lebih baik.
Mendaratkan Pesawat
Baru-baru ini, saya bepergian dalam penerbangan tujuh jam yang lancar dengan dua ratus penumpang lainnya. Bayangkan jika pilot penerbangan saya -- ketika kami hampir mendarat -- menjadi sangat, sangat obsesif tentang bagaimana masing-masing dari dua ratus penumpang mengevaluasi cara kerjanya menerbangkan pesawat. Bayangkan, jika dia mulai khawatir tentang pendaratan yang terlalu bergelombang dan ketidaksenangan yang akan ditimbulkannya di kelas utama dan ekonomi.
Kita semua telah melihat anak-anak kecil dalam tim olahraga yang berusaha keras untuk menyenangkan ayah mereka yang kompetitif, sehingga mereka bukannya berhasil malahan gagal. Saya menduga, kecemasan obsesif untuk menyenangkan penumpang pada pilot pesawat saya bisa saja menyebabkan kecelakaan. Untungnya, itu tidak terjadi! Alih-alih berusaha menyenangkan dua ratus penumpang, pilot kami berfokus untuk memuaskan hanya satu orang: pengontrol lalu lintas udara di Providence, Rhode Island. Karena pengontrol lalu lintas udara adalah fokus utamanya, ia mampu melayani semua dua ratus penumpang dengan lebih baik (dengan membuat kami aman di darat dengan membawa kami mendarat dengan selamat).
Ketika kita kurang membutuhkan orang lain, kita melayani mereka dengan lebih baik.
Delapan Cara dan Banyak Lagi
Beberapa waktu yang lalu, saya dan istri saya menjadi pembicara dalam sebuah konferensi di Midwest Amerika. Kami diberitahu bahwa ketika kami tiba di bandara, kami harus mencari seorang pria bernama Craig, yang akan mengantar kami berkeliling selama kami tinggal di sana.
Setelah bertemu Craig, kami cepat-cepat menyadari bahwa ia adalah orang yang sangat berprestasi dan sukses. Tugas mengantar kami selama tiga hari mungkin tampak (bagi seseorang dengan kaliber intelektual dan resume yang mengesankan) agak terlalu rendah. Akan tetapi, pemikiran itu sepertinya tidak pernah terlintas di benak Craig. Dia melayani kami dengan sepenuh hati. Berikut adalah beberapa dari banyak cara dia memperlakukan kami dengan baik:
Craig tiba di bandara tepat waktu untuk menjemput kami (sangat penting!).
Ketika kami memasuki mobilnya, kami melihat dia membawa botol air dingin untuk kami. Bahkan, setiap kali dia menjemput kami selama tiga hari berikutnya, ada botol-botol air segar (mereka tampak berlipat ganda seperti kelinci).
Craig mengantar kami dari tempat konferensi ke hotel kami menggunakan rute baru setiap kali sehingga kami bisa mengenal daerah itu lebih baik (dia sudah memikirkan hal ini sebelumnya).
Craig benar-benar tertarik untuk mengenal istri saya dan saya. Dia juga berbagi /menceritakan hal-hal tentang dirinya, termasuk beberapa cobaan yang dia dan istrinya alami.
Istri Craig datang ke ikut dalam mobil beberapa kali sehingga dia juga bisa menghabiskan waktu bersama kami, yang membuat kami merasa lebih disambut dan dihargai.
Craig berulang kali memberi tahu kami bahwa ia akan membatalkan kegiatan lain apa pun yang ia lakukan dan memberi kami tumpangan ke mana pun yang kami inginkan, kapan saja. Kami tahu dia bersungguh-sungguh.
Ketika Craig meninggalkan kami di bandara pada hari terakhir, ia dan istrinya keluar dari mobil, berdiri di trotoar di samping kami, dan berdoa untuk kami. Itu sangat bermakna.
Sepanjang waktu kami, Craig tampak sangat senang melayani kami, seolah-olah itu adalah suatu kebanggaan baginya - seolah-olah kami sedang membantunya. Rasa pelayanannya adalah sukacita.
Mengapa Craig melayani kami dengan sangat baik? Saya pikir itu karena dia pada akhirnya tidak bekerja untuk kami. Dia tentu saja tidak mengharapkan pendapat baik kami. Dia juga tidak takut dengan opini buruk kami. Bagaimanapun, dia hampir tidak mengenal kami. Craig bekerja untuk Tuhan Yesus. Dia tidak membutuhkan kami. Dan karena itu, dia melayani kami dengan lebih baik. (t/N.Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
URL | : | https://www.desiringgod.org/articles/love-them-more-need-them-less |
Juudul asli artikel | : | Love Them More, Need Them Less |
Penulis artikel | : | Stephen Witmer |