Sebab dari Penolakan
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 7849
Sedikit saja penolakan dapat menyebabkan luka bagi jiwa yang akan membuka sebuah pintu. Melalui pintu yang terbuka itu, iblis dapat membawa masuk suatu roh penolakan yang akan menguasai hidup seseorang. Ada sedikit sekali orang yang tidak terpengaruh oleh penolakan saat mereka telah dewasa. Apakah yang menjadi penyebab dari penolakan? Daftarnya panjang, jadi marilah kita merangkum beberapa penyebab utamanya, yang termasuk:
bayi/kandungan yang tidak diingini
niat atau usaha melakukan aborsi
seorang anak yang lahir dengan jenis kelamin salah (Contoh: orang tua berharap mendapatkan anak laki-laki, tetapi yang lahir anak perempuan; demikian pula sebaliknya)
seorang anak yang lahir cacat, termasuk ketidakmampuan untuk belajar, cacat secara fisik, dan lain-lain
membanding-bandingkan dengan saudara kandung
adopsi
pengabdian
kematian salah satu atau kedua orang tua
kekerasan, termasuk yang bersifat fisik, kata-kata, seksual, emosional, dan kasih yang tidak disampaikan
orang tua yang memiliki sakit kejiwaan (anak dapat merasa terabaikan)
menjadi korban dari keadaan, termasuk sakit yang berkepanjangan setelah kelahiran yang membutuhkan perawatan di rumah sakit
penolakan dari kawan sebaya
kekacauan di dalam rumah
penolakan pernikahan, ketidaksetiaan, atau perceraian
Seperti yang sudah saya nyatakan sebelumnya, penolakan dapat menyerang seseorang saat ia masih berada dalam kandungan. Ini mungkin merupakan akibat dari janin yang tidak diinginkan, atau niat atau upaya melakukan aborsi. Dalam kasus-kasus lain, benih-benih penolakan ditanamkan pada saat kelahiran, ketika orang tua yang mengharapkan bayi perempuan mendapati bahwa bayi mereka ternyata laki-laki, atau sebaliknya. Seorang anak yang lahir dengan beberapa bentuk kecacatan atau ketidakmampuan dapat mengalami penolakan, demikian juga dengan anak yang sering dibanding-bandingkan dengan saudara laki-laki atau saudara perempuannya yang lain. Perbandingan semacam itu dapat membuka sebuah pintu bagi roh penolakan untuk berkuasa dalam kehidupan seseorang.
Adopsi, pengabaian, bahkan kematian orang tua dapat menyebabkan terjadinya penolakan. Seperti yang telah kita temukan sebelumnya, David Brainerd, seorang pria Allah yang luar biasa, merasa sangat tertekan untuk dapat sempurna karena kedua orang tuanya meninggal saat ia masih kecil. Jadi, kekerasan bukanlah satu-satunya penyebab dari penolakan. Namun demikian, itu adalah sebuah penyebab utama. Semua bentuk kekerasan -- termasuk yang bersifat fisik, kata-kata, seksual, emosional, dan kasih yang tertahan -- dapat dipastikan akan menanamkan benih-benih penolakan.
Seorang wanita yang bekerja dengan saya di pelayanan berkata kepada saya betapa ia merasa sangat tertolak karena ayahnya mengalami sakit jiwa ketika ia masih kecil. Ayahnya hadir secara fisik, tetapi secara mental ia tak ada. Ayahnya tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas keluarga yang normal. Ia berkata, "Saya ingat ketika itu saya berpikir, 'Mengapa ayah tidak mencintai saya lagi? Mengapa ia tidak berbicara dengan saya lagi?'" Anak-anak tidak selalu mengerti apa yang terjadi dan dapat merasakan peristiwa-peristiwa yang tidak baik sebagai penolakan.
Kadang-kadang anak-anak dapat menjadi korban dari keadaan, misalnya seorang bayi yang baru lahir harus tinggal di rumah sakit selama dua atau tiga bulan sebelum orang tuanya dapat membawanya pulang. Mungkin para dokter dan perawat tidak mampu menjadi pemberi perawatan kasih yang paling besar, dan si bayi merasakan persoalan tersebut.
Mungkin seorang anak dilahirkan di dalam rumah yang mengalami kekacauan terus-menerus. Ketika ia bertambah besar, ia menganggap kekacauan itu sebagai kesalahannya: "Jika saja saya dapat lebih baik, hubungan ibu dan ayah akan membaik!" Adalah lebih baik bagi orang tua untuk tidak bertengkar sama sekali, tetapi jika Anda benar-benar memiliki sebuah perdebatan di depan anak-anak, pastikan bahwa nantinya Anda akan mendatangi mereka dengan memberikan penjelasan. Yakinkan mereka bahwa meskipun orang-orang saling mencintai, mereka tidak selalu sependapat seratus persen dan selalu bergaul dengan baik. Yakinkan anak-anak Anda bahwa masalah Anda bukanlah kesalahan mereka.
Kerap kali, ketika terjadi banyak kekacauan di rumah, seorang anak pada akhirnya akan merasa diabaikan. Karena orang tuanya menghabiskan banyak waktu untuk menghadapi persoalan mereka sendiri, mereka lupa melayani kebutuhan anak, dan si anak merasa tertolak!
Selanjutnya ada penolakan dari kawan sebaya. Setiap orang mengalami penolakan dari kawan sebaya dari waktu ke waktu dalam tingkatan yang berbeda. Dewasa ini remaja mengalami kegelisahan yang sangat hebat hanya karena mereka berusaha untuk dapat diterima. Hal itu terjadi pada anak-anak dalam setiap tahapan perkembangan. Orang dewasa pun merasakannya juga. Penolakan kawan sebaya terjadi pada setiap tingkat. Kita semua sangat membutuhkan penerimaan.
Saya pernah merasakan tekanan dari kawan sebaya bahkan sebagai seorang hamba Tuhan. Kadang-kadang saya berada di antara sekelompok hamba Tuhan, dan di situ terdapat beberapa orang yang sangat penting (VIP) -- yaitu mereka yang dianggap sebagai orang-orang terkenal. Saya dapat merasa tertolak jika sepertinya mereka tidak tertarik untuk berbicara dengan saya. Banyak orang memiliki kecenderungan (dan itu salah) untuk mengabaikan dan menghalangi orang lain hanya karena orang itu tidak memiliki tingkat talenta, prestasi atau gengsi yang sama. Iblis pasti mengambil kesempatan-kesempatan ini untuk menimbulkan suatu rasa penolakan dalam diri siapa saja yang sama sekali tidak merasa aman. Tak heran Alkitab berkata kepada kita untuk tidak membedakan orang (Kisah Para Rasul 10:34). Dalam seluruh firman, Tuhan mengatakan kepada kita supaya memperlakukan semua orang dengan cara yang sama -- dan supaya kita mengasihi semua orang. Kita harus dengan sengaja menarik orang-orang yang tampak tidak aman dan kesepian atau tidak tenang.
Ada juga penolakan yang berkaitan dengan pernikahan seperti perceraian, ketidaksetiaan, kondisi-kondisi negatif di rumah. Semua ini merupakan pintu-pintu terbuka bagi penolakan. Mungkin Anda melihat buahnya dan menerima penolakan melalui kutuk garis keturunan; dan meskipun Anda membenci persoalan-persoalan di rumah saat Anda melewati masa kecil, Anda akan melanjutkan pola perilaku yang sama. Menurut saya wajar bila dikatakan bahwa penolakan itu ada di mana-mana.
Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku | : | The Root of Rejection |
Judul buku terjemahan | : | Akar dari Penolakan |
Judul bab: Penolakan | : | Sebab ... dan Akibat |
Penulis | : | Joyce Meyer |
Penerjemah | : | Vonny Sijabat |
Penerbit | : | Nafiri Gabriel Jakarta, 2002 |
Halaman | : | 30 -- 34 |