Masalah-Masalah Sekitar Sakit-Penyakit
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 7714
2Samuel 12:15-17 menceritakan tentang masa-masa krisis yang berat yang dialami Daud. Seorang anak yang lahir dari hasil hubungan Daud dengan Betsyeba, jatuh sakit. Daud memohon kepada Allah untuk kesembuhan anak itu, ia berpuasa dan tekun berdoa berbaring semalam- malaman di tanah.
Sakit-penyakit yang berat biasanya menjadi sumber tekanan jiwa bagi orang yang bersangkutan dan bagi segenap keluarganya. Bukan saja tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik pada saat itu, tetapi sakit- penyakit juga membawa perasaan kuatir, frustasi, dan keragu-raguan untuk masa depan. Jikalau ada seorang anggota keluarga yang sakit, biasanya seluruh kehidupan keluarga itu mengalami kegoncangan dan membutuhkan penyesuaian yang baru, apalagi jikalau yang sakit adalah kepala rumah tangga. Pengalaman dengan sakit-penyakit biasanya dapat dibagi dalam tiga periode, yakni:
Masa Transisi
Masa Pengobatan
Masa Kesembuhan
Yaitu masa peralihan dari sehat menjadi sakit, dan ini dapat terjadi secara mendadak (seperti jantung) ataupun berangsur-angsur (seperti kanker). Kadang-kadang, penderita mencoba melupakan gejala-gejala sakitnya dan tidak mau pergi ke dokter, dan mencoba mengobati sendiri dengan harapan bahwa gejala sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Tetapi pada sakit-penyakit yang serius, hal ini tidak berguna. Penderita harus menghadapi realita mengenai penyakitnya itu dan ia harus memasuki periode penyesuaian diri dengan kenyataan bahwa "Saya tidak lagi sehat seperti dulu dan keadaan sakit ini bisa memakan waktu yang lama."
Yaitu masa dimana si penderita menyerahkan diri pada pengobatan dokter dan ini biasanya juga merupakan periode yang sulit. Di samping penderitaan dari penyakit itu sendiri, seringkali muncul perasaan kuatir dan takut akan akibat-akibat yang saat itu belum dapat diduga. Penderita tersebut biasanya bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan pribadi, seperti "Apa yang sebenarnya sedang kualami?"; "Apakah dokter dapat benar-benar tepat dalam mendiagnosa penyakit saya?"; "Apakah saya akan sembuh kembali, dan berapa lama saya harus menderita penyakit seperti ini?"; "Apakah saya sanggup membayar semua biaya pengobatan?"; "Bagaimana dengan keadaan di rumah kalau saya sakit seperti ini?"
Jikalau perawatan di rumah sakit tidak dapat dihindari lagi, penderita yang mungkin biasanya selalu "independent", sekarang harus "dependent" pada orang-orang lain. Banyak di antara mereka yang sekarang harus menggantungkan diri pada pertolongan orang-orang lain yang asing sama sekali, termasuk dalam hal-hal yang sangat pribadi, seperti mandi dan buang air. Bahkan perawatan yang diterima seringkali jauh dari pelayanan "kasih" yang sejati. Perasaan frustasi ini seringkali ditambah dengan realita "ketidakmampuan" menerima teman-teman yang berkunjung dengan baik. Memang, pada saat- saat seperti ini, segenap keluarga harus menyesuaikan diri dengan keadaan dan dapat membagi tugas seluruh kehidupan keluarga.
Yaitu periode dimana penderita dan segenap keluarganya berangsur- angsur kembali pada kehidupan yang normal. Anehnya, hal ini bisa merupakan proses yang lancar, bisa juga merupakan kesulitan yang tersendiri. Lamanya sakit yang diderita bisa menyebabkan penderita sudah terbiasa dan "menyukai" keadaan bebas dari tanggung jawab tersebut. Anggota-anggota keluarga barangkali juga sudah terbiasa dengan tanggung jawab "baru" mereka, dan merasa tidak rela kembali pada suasana sebelumnya. Oleh sebab itu, tanpa seluruh anggota keluarga benar-benar waspada dan sadar akan apa yang sedang dan telah terjadi, hal-hal ini dapat menjadi sumber pertengkaran dan salah pengertian, dan menjadi penyebab dari gangguan kesehatan yang lain lagi.
Konseling untuk Penderita dan Keluarganya
Semasa di dunia, Tuhan Yesus seringkali menolong orang-orang yang sakit, dan tentunya, kita sebagai murid-murid-Nya patut bersyukur untuk kesempatan pelayanan yang sejenis. Hamba-hamba Tuhan dapat menjadi sumber penghiburan bagi mereka pada masa-masa krisis seperti itu. Peranan mereka penting sekali, khususnya dalam memberitakan bahwa Tuhan Yesus, Tabib yang Agung itu, benar-benar memperhatikan sakit-penyakit mereka. Melalui doa bersama dengan mereka, bahkan dengan mendorong mereka untuk dapat mengutarakan ketakutan, keraguan, dan frustasi yang mereka alami, hamba-hamba Tuhan dapat membimbing mereka untuk mengerti mengapa, kadang-kadang, Tuhan mengizinkan keadaan seperti itu menimpa mereka. Banyak kesaksian Alkitab tentang pengalaman yang serupa dari anak-anak Tuhan. Di samping itu semua, hamba-hamba Tuhan dapat menolong mereka mengambil keputusan-keputusan dan langkah-langkah yang praktis dalam masalah pembiayaan, pengaturan tanggung jawab rutin keluarga, bahkan mungkin dalam keputusan-keputusan untuk memilih pengobatan yang tertentu yang diusulkan.
Konseling untuk Anak yang Sakit
Pelayanan konseling untuk seorang anak sangat unik. Sama halnya dengan orang-orang dewasa, anak-anak yang sakit juga merasakan penderitaan yang disebabkan oleh sakit-penyakit tersebut, takut, tak menyukai keadaan di rumah sakit, dan tak mau berpisah dengan orang- orang yang dikasihinya. Tetapi, tidak seperti orang-orang dewasa, mereka tidak mengalami kekuatiran tentang pembiayaan dan keseriusan dari penyakitnya, bahkan mereka belum mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam dirinya, mengapa mereka harus menderita, atau mengapa suster-suster menyuntik mereka dan memberikan obat-obat yang pahit untuk diminum, dan sebagainya. Bagi anak-anak tertentu, ditinggalkan di rumah sakit bisa berarti suatu penolakan dari orangtua atau hukuman atas kenakalan-kenakalan mereka pada masa-masa yang lalu. Anak-anak yang berumur dua sampai empat tahun, misalnya, menjadi pemurung dan rewel setelah mengetahui bahwa usahanya untuk tidak ditinggalkan di rumah sakit sia-sia. Mereka bisa menjadi apatis, acuh tak acuh pada saat kunjungan orangtua, dan sebagainya. Kemudian, setelah keluar dari rumah sakit, mereka membutuhkan "bukti-bukti" bahwa mereka sebenarnya tidak ditolak, dengan menjadi rewel, meminta macam-macam, dan menuntut pelayanan yang berlebih- lebihan.
Hamba-hamba Tuhan harus dapat melakukan pelayanan konseling, baik untuk anak-anak yang sakit maupun keluarganya. Bagaimana pelayanan konseling diberikan kepada anak-anak sangat bergantung kepada umur dan taraf pengertian mereka, meskipun pada prinsipnya, setiap anak sama saja, yaitu mereka membutuhkan ketentraman, perasaan aman, dan tidak dibohongi. Barang-barang kesukaannya, seperti mainan tertentu dan selimut dapat memberikan sukacita tambahan kepada mereka, di samping tentu saja hadiah-hadiah yang lain. Oleh karena anak-anak belum dapat mengutarakan perasaan atau isi hati mereka, hamba-hamba Tuhan sebagai konselor harus dapat membaca dan menangkap hal-hal non-verbal dari mereka. Seringkali, sikap konselor sudah dapat menenangkan mereka, bahkan menciptakan rasa percaya, sehingga tanpa kata-kata pun mereka merasa bahwa "semuanya akan beres kembali dan mereka tidak benar-benar ditinggalkan sendiri". Baik juga berdoa bersama mereka, meyakinkan mereka bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai mereka. Penghiburan dan dukungan kepada orangtua juga sangat penting artinya, karena orangtua yang tenang, dengan sendirinya akan dapat menjaga dan merawat anak mereka dengan lebih baik.
Seringkali, ketenangan jiwa sulit dicapai oleh orangtua karena mereka melihat suatu persoalan secara lebih kompleks daripada anak- anak mereka. Misalnya, mereka melihat realita yang sulit dan berat yang harus dihadapi, yang tidak dirasakan oleh anak. Oleh sebab itu, kunjungan dan penghiburan dari saudara-saudara seiman sangat berarti bagi mereka. Mendengarkan keluhan-keluhan mereka saja sudah menjadi kekuatan tersendiri. Pada kasus-kasus penyakit yang berat, perasaan mereka sebagai orangtua tidak menentu. Kadang-kadang, mereka cenderung melakukan penyangkalan terhadap realita, putus asa, kuatir, merasa bersalah, bahkan mungkin marah terhadap Tuhan. Akan sangat menolong jika perasaan-perasaan seperti ini dapat diutarakan dan didiskusikan dalam konteks menemukan jawaban atas pertanyaan, "mengapa hal ini bisa terjadi?" Sekali lagi, doa dan penghiburan dari firman Tuhan merupakan bagian yang penting dalam konseling bagi mereka.
Sumber diedit dari:
Judul Buku | : | Konseling Kristen yang Efektif |
Judul Artikel | : | Masalah-masalah Sekitar Sakit Penyakit |
Penulis | : | Dr. Gary R. Collins |
Penerbit | : | Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1998 |
Halaman | : | 160 - 164 |