Homoseksualitas dan Kekristenan
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 7349
Kata "homoseksual" memiliki banyak beban emosi yang berhubungan dengan hal itu. Jadi, saya ingin memulai dengan berbicara tentang grup sejenis yang lain -- orang-orang bercerai yang menikah lagi.
Kecuali karena beberapa kondisi tertentu, perceraian tidak diperbolehkan. Jika orang Kristen bercerai dan menikah lagi, maka orang tersebut berbuat zinah (bdk. Matius 5:32 dan 1 Korintus 7:10-16). Perzinaan adalah dosa. Namun, di gereja ada banyak orang yang bercerai dan menikah lagi.
Bagaimana orang Kristen memperlakukan orang-orang Kristen lainnya yang telah bercerai dan menikah lagi? Mereka diperlakukan sama seperti orang-orang lainnya. Dosa mereka diampuni dan dilupakan.
Homoseksualitas dan perzinaan merupakan dosa seksual. Orang-orang Kristen harus memperlakukan orang-orang homoseksual dan orang-orang yang bercerai dan menikah lagi dengan cara yang sama. Tidak ada perbedaan.
Mari kita gali lebih dalam lagi.
Seseorang yang telah bercerai dan menikah lagi, dan dia adalah seorang Kristen, harus datang kepada Allah dan mengakui dosanya dalam pertobatan yang sungguh-sungguh. Pertobatan berarti mereka benar-benar menyesal karena telah berbuat dosa dan mengatakan kepada Allah bahwa mereka tidak ingin berbuat dosa lagi.
Jika seseorang menikah, bercerai, lalu mengakui dosa mereka -- kemudian mengulangi siklus itu lagi -- lalu melakukannya lagi... dan lagi... berarti ada masalah. Orang tersebut perlu mendapatkan pertolongan untuk menemukan jalan keluar dari masalah tersebut. Orang tersebut membutuhkan kasih kita. Namun demikian, pada akhirnya, cara terbaik untuk menunjukkan kasih kita kepadanya, setelah semua hal lainnya gagal, mungkin dengan mengeluarkan orang tersebut dari gereja sampai mereka mengenali dosa mereka dan sungguh-sungguh berubah. (Alkitab mengatakan supaya menyerahkan mereka kepada Iblis dan tidak mengizinkan dosa yang sedang dilakukan itu memberikan gambaran yang salah tentang gereja Kristus.)
Semua yang baru saja kami katakan mengenai perceraian dan pernikahan, berlaku juga bagi seseorang yang mempraktikkan homoseksualitas. Jika seseorang yang mempraktikkan homoseksualitas datang ke hadapan Allah, mengakui dosa mereka dengan pertobatan yang sungguh-sungguh, maka mereka diampuni. Alkitab memberi tahu kita bahwa dosa-dosa kita telah dihapus seolah dosa itu tidak pernah ada, dan bagi Allah, kita suci dan tak bernoda.
Tetapi bagaimana jika seseorang berkata, "Saya adalah seorang homoseksual. Itulah saya dan Anda harus menerima saya apa adanya." Sebenarnya, orang itu sedang mengatakan bahwa kebiasaan mereka (dosa mereka) itulah diri mereka. Mereka sedang mengatakan bahwa mereka tidak menyesal telah berbuat dosa. Mereka sedang mengatakan bahwa mereka tidak akan berhenti berbuat dosa. Mereka berpaling dari Allah dan harus diperlakukan dengan cara yang sama, seperti kita memperlakukan seseorang yang terus-menerus menikah dan bercerai tadi.
Contoh lain adalah seorang heteroseksual lajang yang tidur dengan banyak orang.
Apa yang harus dilakukan oleh orang Kristen?
Kita seharusnya memperlakukan kaum homoseksual dengan cara yang sama, seperti kita memperlakukan orang yang berulang kali menikah dan bercerai. Kita mengasihi mereka sebagai manusia (kasih agape), tetapi hal ini tidak berarti kita menerima dosa mereka. Jika mereka benar-benar mencari Allah dan dengan sungguh-sungguh berusaha untuk berubah, kita dapat menyambut mereka di gereja kita. Dan sama seperti apa yang kita lakukan pada pasangan yang bercerai, kita tidak menghukum mereka, tetapi menolong mereka dengan penuh kasih untuk menerima Kristus, bagaimana mengikut Kristus, dan bertobat atau mengubah kebiasaan mereka yang berdosa. Kita harus membimbing mereka untuk menemukan sumber-sumber yang menolong mereka belajar bagaimana melarikan diri dari penjara dosa mereka.
Tetapi ada juga batasan terhadap apa yang bisa kita lakukan. Akhirnya, jika tidak ada perubahan, cara terbaik untuk mengekspresikan kasih kita adalah menyatakan bahwa mereka tidak dapat lagi menjadi anggota jemaat gereja.
Ingatlah dua hal ini:
1) Kita tidak dapat menolong orang lain untuk menemukan Kristus jika kita tidak berelasi dengan mereka. Ketika mereka tidak menjadi anggota gereja, hal itu tidak berarti kita boleh mengucilkan atau menolak mereka.
2) Kita tidak dapat membiarkan kebiasaan dosa seseorang merefleksikan Kristus atau gereja, dengan cara yang menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut seolah-olah diterima di dalam gereja.
Pemikiran yang baru (dan salah) tentang homoseksualitas:
- Wahyu progresif telah "menyingkapkan" bahwa sekarang homoseksualitas diterima oleh Allah.
- Hubungan homoseksualitas yang dilakukan pada zaman sekarang, tidak sama seperti homoseksualitas yang dilakukan pada zaman Perjanjian Lama. (t/Setya)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Evangelical US |
Alamat URL | : | www.evangelical.us/homosexuality/index.html |
Judul asli artikel | : | Homosexuality and Christianity |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Tanggal akses | : | 17 Juli 2012 |