Sepuluh Prinsip Kristen dalam Memberi
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 7153
"Kiranya Roh Kudus membuka hatimu dengan kemurahan hati oleh karena Injil, untuk kemuliaan Tuhan kita, Yesus Kristus, dan untuk menyenangkan Bapa surgawi kita yang penuh kasih."
Sering kali, orang bertanya-tanya atau merasa ingin tahu "apakah prinsip dasar bagi orang Kristen dalam memberi?" Sementara kita mencari jawaban Tuhan atas pertanyaan ini dan sembari merenungkan mengenai pemberian kita kepada gereja Tuhan sebagai tanggapan atas pengajaran yang jelas dari firman-Nya, alangkah bijak dan pentingnya kita meninjau kembali prinsip-prinsip dalam memberi. Pertama-tama, mari kita membaca firman Tuhan, tanpa tafsiran apa pun.
Matius 6:1-4 (MILT)
"Perhatikanlah sedekahmu, supaya jangan melakukannya di hadapan manusia sehingga dilihat oleh mereka, dan jika tidak, kamu tidak memperoleh pahala di hadapan Bapamu yang di surga. Oleh karena itu, ketika engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkannya di hadapanmu, sebagaimana yang orang-orang munafik lakukan di dalam sinagoga-sinagoga dan di jalan-jalan agar mereka dimuliakan oleh manusia. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Mereka telah menerima pahalanya. Namun engkau, selagi memberi sedekah, jangan biarkan tangan kirimu mengetahui apa yang tangan kananmu lakukan, sehingga sedekahmu itu ada dalam ketersembunyian, dan Bapamu yang melihat dalam ketersembunyian, Dia sendiri akan membalas kepadamu dalam keterbukaan."
1 Korintus 16:1-2
"Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia. Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang."
2 Korintus 8:9-15 (MILT)
"Sebab kamu mengetahui anugerah Tuhan kita YESUS Kristus, bahwa sekalipun kaya, Dia telah menjadi miskin karena kamu, supaya kamu dapat menjadi kaya, oleh kemiskinan itu. Dan dalam hal ini aku memberi pendapat, karena hal ini bermanfaat bagimu, yaitu kamu yang tidak hanya melakukan, tetapi juga ingin memulai sebelumnya sejak tahun lalu. Dan sekarang, sempurnakanlah juga dalam melakukannya, sehingga sama seperti ada kerinduan untuk mengingininya, demikian pula untuk menyempurnakan dari apa yang ada. Sebab jika kerinduan itu disediakan sebelumnya, hal itu dapat diterima sejauh apa yang sekiranya dapat seseorang peroleh, bukan sejauh apa yang tidak ia peroleh. Sebab, bukan untuk kelegaan bagi orang lain dan kesukaran bagi kamu, melainkan oleh keseimbangan, pada saat sekarang, kelimpahan kamu menjadi kebutuhan mereka, supaya kelimpahan mereka juga dapat menjadi kebutuhan kamu, sehingga dapat terjadi keseimbangan, sebagaimana telah tertulis, 'Siapa yang mengumpulkan banyak, tidak berkelebihan, dan siapa yang mengumpulkan sedikit, tidak berkekurangan.'"
2 Korintus 9:6-7
"Dan ini: Siapa yang menabur dengan berhemat, ia akan menuai dengan berhemat pula, dan siapa yang menabur dengan penuh berkat, ia akan menuai dengan penuh berkat pula. Setiap orang memutuskan seperti apa yang ada dalam hatinya, bukan dengan dukacita atau dengan terpaksa, karena Allah mengasihi pemberi yang gembira."
Setelah kita meninjau keempat teks Alkitab Perjanjian Baru di atas, kita menemukan setidaknya ada sepuluh prinsip bagi orang Kristen dalam memberi.
Tuhan Yesus mengharapkan dan mendorong kita untuk memberi. Yesus berkata kepada para murid-Nya, "ketika engkau memberi," bukan "jika engkau memberi" (Matius 6:2, MILT)! Dengan demikian, untuk orang Kristen, memberi bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Kita sering mendengar orang-orang berkata: "pada zaman Perjanjian Lama, orang-orang harus memberi, namun tidak dalam Perjanjian Baru -- sekarang, kita memberi hanya jika kita ingin memberi." Hal itu jelas-jelas bukan ajaran Yesus. Ia mengharapkan semua pengikut-Nya menjadi pemberi. Orang-orang Kristen seharusnya memberi. Apa Anda mau memberi?
Tuhan Yesus menginginkan kita untuk memberi dengan alasan yang benar. Yesus memperingatkan murid-murid-Nya untuk tidak memberi supaya dihormati oleh manusia. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka," ujar-Nya (Matius 6:1). Ketika kita memberi, kita harus menyelidiki motivasi kita secara saksama. Kita harus memberi untuk kemuliaan Tuhan dan untuk kebaikan umat-Nya. Kita seharusnya lebih memilih perkenanan-Nya atas pemberian kita daripada pujian dan penghormatan dari manusia. Apakah Anda memberi untuk mendapatkan pujian dari Allah atau dari manusia?
Tuhan Yesus menginginkan kita untuk gemar menolong atau bersedekah. Yesus berkata, "Apabila engkau memberi sedekah..." (Matius 6:2,3). Dalam perikop ini, Yesus secara spesifik mengajar mengenai "bersedekah": bantuan, amal, atau bantuan materi untuk orang-orang miskin. Apakah Anda sudah banyak memberi untuk gereja Anda, sehingga gereja bisa semakin banyak memberikan pertolongan?
Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa pemberian kita pada intinya adalah untuk Bapa surgawi yang Maha melihat. Yesus berkata, "jika engkau memberi..., maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:3-4) Ketika kita memberi, kita tidak hanya menambahkan uang dalam anggaran gereja, tetapi kita memberikan persembahan syukur kepada Bapa sendiri. Dengan demikian, kita harus memberi "seperti kepada Allah." Tujuan utama kita dalam memberi adalah untuk menyenangkan Dia. Apakah Anda menyadari fakta bahwa pemberian Anda adalah kepada Tuhan dan dilihat oleh Tuhan?
Alkitab mengajarkan bahwa pemberian di dalam ajaran Kristen adalah sebuah bentuk penyembahan. Dalam kaitannya dengan pokok bahasan sebelumnya, kita melihat kebenaran ini ditekankan dengan cara lain, dalam perkataan Paulus, "Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan sesuatu dan menyimpannya..." (1 Korintus 16:2) Di sini, Paulus mengajar jemaat Korintus bahwa pengumpulan mereka adalah sebuah bentuk penyembahan, yang merupakan bagian dari ibadah rutin mereka pada hari Tuhan (hari Sabat: Red). Ketika kita memberikan persembahan, kita menyembah Allah yang Mahakuasa menurut firman-Nya. Perhatikan baik-baik, di sini Paulus berbicara mengenai "persembahan untuk orang-orang kudus" -- pemberian ini diberikan melalui gereja, kepada gereja, dan untuk gereja. Apakah Anda menyadari bahwa memberi adalah bagian dari penyembahan? Apakah penyembahan Anda dalam hal ini melimpah atau tertahan? Apakah memberi bagi gereja menjadi prioritas Anda?
Alkitab mengajarkan bahwa pemberian orang Kristen seharusnya dilakukan perwujudan yang jelas. Banyak orang Kristen memperdebatkan apakah perpuluhan (10 persen dari pendapatan kita) masih menjadi standar pemberian kita kepada gereja (orang-orang yang membantah pernyataan ini sering kali ingin menunjukkan bahwa pemberian kurang dari 10 persen tidak menjadi masalah). Paulus meredam seluruh perdebatan itu dengan satu ayat. Ia berkata: "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." (2 Korintus 8:9) Penyerahan diri Kristus kini menjadi standar bagi pemberian kita! Kita mulai dari dasar perpuluhan dan bertujuan untuk meneladani pengorbanan diri-Nya. Pemberian kita seharusnya diinspirasikan dan diajarkan melalui karunia Kristus yang tak terkatakan. Di dalam tantangan tersebut, siapakah yang dapat memuaskan dirinya dengan bertanya, "Seberapa kecilkah presentasi yang boleh saya berikan?" Apakah Anda mencoba mengabaikannya dengan memberi sesedikit mungkin kepada Tuhan, atau apakah Anda memberi dengan mengingat pengurbanan Tuhan yang mahal?
Alkitab mengajarkan bahwa pemberian orang Kristen seharusnya sesuai dengan apa yang kita miliki. Paulus mengajarkan cukup jelas dalam hal ini: "Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." (2 Korintus 8:12) Dengan kata lain, Paulus mengatakan bahwa Anda harus memberi sesuai dengan bagian yang sudah diberikan Tuhan kepada Anda. Paulus mengatakan hal tersebut di dalam 1 Korintus 16:2, "Hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan sesuatu." Ini bisa berarti: (1) karena kita seharusnya memberi sesuai dengan kemampuan, maka orang-orang yang memunyai uang yang lebih banyak, diharapkan mau memberi lebih banyak pula (kita yang diberkati secara materi harus mengingat hal ini), dan (2) Tuhan tidak pernah meminta kita untuk memberikan apa yang tidak kita miliki, atau memberikan sumbangan melebihi kemampuan kita. Apakah Anda benar-benar memberi sesuai dengan berkat materi yang Tuhan berikan kepada Anda?
Alkitab mengajarkan bahwa kelimpahan berkat Tuhan kepada kita dihubungkan dengan kelimpahan pemberian orang Kristen. Walaupun hal itu nampaknya aneh, namun Yesus dan Paulus menekankan adanya kaitan antara pemberian kita kepada Tuhan dan pemberian Tuhan kepada kita. Seperti yang Paulus katakan dalam 2 Korintus 9:6, "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." Mengenai hal ini, J. A. Beet pernah mengatakan: "Mereka yang dalam memberi berpikir, bukan mengenai sedikitnya yang dapat mereka berikan, seolah-olah mengejar kekayaan diri menjadi tujuannya, tetapi menghitung-hitung keuntungan yang akan diperoleh, akan menerima kembali dengan prinsip yang sama. Sama seperti mereka memperlakukan orang, demikianlah Tuhan memperlakukan mereka." Yesus mengingatkan kita dalam Matius 6:4, Dia mengajarkan bahwa upah kita dalam memberi datangnya dari Bapa surgawi kita. Sama seperti yang dikatakan seseorang: "Keinginan untuk bermurah hati dan sarana untuk bermurah hati, keduanya datangnya dari Tuhan." Apakah Anda menyadari bahwa Tuhan sudah memberi Anda banyak berkat, supaya Anda juga dapat memberi banyak?
Alkitab mengajarkan bahwa pemberian menurut ajaran Kristen haruslah pemberian yang tulus dan ikhlas. Kita mempelajari hal ini dalam 2 Korintus 9:7, "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan." Tapi bukankah hal ini berlawanan dengan apa yang kita pelajari dalam prinsip pertama, bahwa pemberian menurut ajaran Kristen bukanlah pilihan? Jawabannya, tentu saja, tidak. Pemberian menurut ajaran Kristen yang sejati adalah wajib dan bersifat sukarela. Hal itu dikehendaki oleh Tuhan, tetapi selalu diberikan dengan sukarela oleh orang-orang percaya. Apakah pemberian Anda kepada gereja adalah tindakan yang Anda lakukan dengan sepenuh hati, dengan rasa peduli, atau dengan bersungut-sungut?
Alkitab mengajarkan bahwa pemberian menurut ajaran Kristen haruslah pemberian yang berdasarkan sukacita. Seperti yang Paulus katakan, "Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." Ini benar-benar merupakan tuntutan yang tegas. Paulus menegaskan kepada kita bahwa Tuhan berkenan kepada orang-orang yang memberi dengan sukacita, aktif, dan gembira. Adakah sukacita di dalam hati Anda ketika Anda memberi? Dapatkah Anda benar-benar dapat dikelompokkan sebagai "pemberi yang penuh sukacita"?
Kita belum mengeluarkan seluruh potensi kita sebenarnya dalam memberi. Maukah Anda berdoa supaya dapat memberi sebagaimana seharusnya? Sehingga kita dapat memberi dengan motivasi yang benar? Sehingga kita dapat memberi dengan sukacita? Dan memberi dengan berlimpah-limpah? (t/Yudo)
Diterjemahkan dari: