Mengapa Kamu Begitu Takut?
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 7017
Laut Galilea terkenal sangat menakutkan dan membahayakan. Di laut ini sering terjadi prahara angin ribut. Sewaktu-waktu, laut tersebut dapat membawa bahaya yang sangat mengancam. Kelihatan tenang, tetapi jika ada angin kencang, ia dapat mengamuk luar biasa. Badai kerap menghantam laut yang panjangnya hanya 20 kilometer (dari Utara-Selatan) dan lebar 12 kilometer (dari Barat-Timur). Markus 4:35-41 menggambarkan kejadian itu dengan istilah angin ribut, berasal dari kata seismos. Angin ribut ini disertai gempa bumi. Peristiwa ini membuat para murid dicekam ketakutan. Namun, menurut Yesus, ketakutan mereka sangat berlebihan. Dia menegur, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Yesus, Guru Agung, sangat memahami kondisi para murid. Yang ingin Yesus tegaskan adalah ketakutan yang berlebihan membuat iman mereka menjadi kerdil. Akibat ketakutan yang berlebihan:
- Ketakutan menghalangi seseorang untuk mengingat firman Tuhan. Ide awal bertolak ke seberang danau berasal dari Yesus sendiri. Mereka tidak mungkin mati konyol, terlebih karena Yesus bersama mereka. Jika perahu mereka tenggelam, Yesus tentu ikut tenggelam. Namun, karena sudah dicekam ketakutan, para murid tidak dapat menyadari fakta tersebut. Mereka melupakan mukjizat yang pernah Yesus lakukan. Ketakutan memengaruhi daya ingat seseorang kepada firman Tuhan. Tidak jarang, orang yang takut menjadi sembarangan dalam bertindak. Ketika saya ujian skripsi, dosen penguji dari Departemen Agama (Dirjen Bimas Kristen Protestan) Jakarta, memukul meja dan bertanya sambil marah-marah. Saya kaget dan gugup sehingga tidak dapat menjawab pertanyaan dengan lancar. Dalam tayangan sebuah kuis di televisi, seorang peserta tidak mampu menjawab ketika ditanya, "Matahari terbit di sebelah mana?" Ia menggunakan alat bantu, membuang dua jawaban yang salah. Namun, peserta ini masih bingung memikirkan jawabannya. Padahal, tanpa sekolah pun kita tahu matahari itu terbit di sebelah Timur. Namun, karena rasa takut sudah menguasai, pertanyaan sederhana itu pun tidak dapat dijawab. Orang Kristen yang ketakutan ketika menghadapi masalah akan sukar memanjatkan doa dengan iman. Ia mungkin tetap berdoa, tetapi doa yang dinaikkan bukan lagi doa yang penuh dengan iman, melainkan doa uji coba. Tuhan memberi kunci kemenangan. Jika kita berdoa dengan yakin, doa seperti itu sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b).
- Ketakutan menghalangi seseorang untuk memahami kemahakuasaan Tuhan. Yesus dengan tenang menghardik angin ribut itu, "Diamlah! Tenanglah!" Danau pun menjadi tenang. Yesus membuktikan Dia berkuasa atas alam semesta. Dia Tuhan yang mampu mengendalikan badai. Bagaimana respons para murid menyaksikan hal itu? Mereka heran luar biasa. "Siapa gerangan orang ini sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?" Itulah komentar mereka.
Judul buku | : | Pintu Masih Terbuka |
Penulis | : | Manati I. Zega |
Penerbit | : | Penerbit ANDI, Yogyakarta 2006 |
Halaman | : | 73 -- 78 |