Pada Hari Ketiga
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 6412
"Dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga," (Efesus 1:19-20)
Intisari salib menjadi berarti melalui kuasa kebangkitan. Berulang kali, Perjanjian Baru meneguhkan hubungan ini. Paulus berkata: "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." (1 Korintus 15:17)
Dalam khotbahnya yang pertama pada hari Pentakosta, Petrus menyatakan kebangkitan Yesus sebagai bagian utuh dari pekerjaan keselamatan: "Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu." (Kisah Para Rasul 2:24)
Fakta Historis
Banyak orang yang mencoba menghilangkan fakta kebangkitan Yesus dan yang lain berusaha mengecilkan kenyataan jasmani-Nya lalu menggantikannya dengan kebangkitan "rohani". Namun, Alkitab tegas dalam kesaksian tentang hal itu dan dibutuhkan perubahan yang berarti untuk memahaminya secara berbeda.
Yesus sendiri berbicara tentang kebangkitan tubuh-Nya ketika Dia mempertahankan pendirian-Nya di hadapan orang-orang Yahudi yang menentang-Nya, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes 2:19b)
Yohanes dengan hati-hati mengatakan bahwa Yesus tidak sedang berbicara mengenai bangunan Bait Suci, tetapi bait suci tubuh-Nya sendiri. Yesus mengklaim kuasa yang mutlak atas hidup-Nya, "Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yohanes 10:18).
Beragam teori telah diajukan oleh para penentang kebenaran kitab Injil untuk menghilangkan kebangkitan Yesus secara jasmani. Sebagian mengatakan bahwa Dia pingsan pada kayu salib dan disembunyikan di dalam kubur sampai sadar kembali lalu Dia keluar meninggalkan tempat itu. Sejumlah orang lain mengatakan bahwa seseorang telah mencuri tubuh-Nya, mungkin murid-murid atau orang lain. Andaikata pelakunya orang lain, yang mengherankan mengapa mereka tidak memberitahu fakta itu beberapa hari kemudian ketika murid-murid sedang merancang klaim yang paling gegabah bahwa Yesus telah bangkit. Andaikata pelakunya murid-murid, mengapa begitu banyak orang yang bersedia memberikan nyawanya sebagai martir demi membela sebuah cerita bohong?
Sejumlah orang mengatakan bahwa murid-murid sedang mengalami halusinasi setelah kejadian traumatis seputar penyaliban. Impian khayal mereka membawa mereka pada gagasan kebangkitan yang tidak memiliki dasar selain daripada imajinasi mereka sendiri. Tetap saja ada orang-orang yang mengatakan bahwa para pemimpin Yahudi atau Romawi, kedua pihak utama yang terlibat untuk menyingkirkan Yesus, berada di balik peristiwa itu. Mereka menyingkirkan tubuh itu untuk mencegah pembusukan atau berusaha menghentikan lahirnya gerakan penyelamatan baru yang akan mengguncangkan tatanan sosial.
Apa pun versinya, pada hari itu orang Yahudi dan Romawi menutup mulutnya rapat-rapat ketika Petrus mengklaim bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Meskipun faktanya ia berkhotbah tentang hal itu di Yerusalem, saat ribuan orang pasti masih memiliki ingatan segar tentang peristiwa salib, tidak satu pun suara yang menentang fakta itu. Satu-satunya yang diperlukan adalah sebuah tubuh, karena setelah penyaliban, tubuh itu akan rusak sehingga sulit dikenali. Akan tetapi, tidak ada satu tubuh pun, karena fakta seperti yang telah diklaim murid-murid-Nya: Yesus telah bangkit dari antara orang mati.
Berbagai kejadian yang digambarkan dalam kitab Injil, seperti perjumpaan Yesus dengan Tomas, memperlihatkan kenyataan bahwa Dia sudah bangkit secara jasmani. Yesus menyuruh murid yang ragu-ragu itu untuk mengulurkan tangan, menyentuh, serta menyaksikan bukti itu. Ketika Yesus yang sudah bangkit menampakkan diri di tengah-tengah sebelas murid, mereka terkejut dan ketakutan, namun Dia meneguhkan hati mereka, "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." (Lukas 24:39)
Kemudian, Dia mengatasi keterkejutan murid-murid-Nya dengan makan sepotong ikan goreng di hadapan mereka.
Ketika menulis beberapa tahun kemudian, Paulus teringat dengan kuasa kesaksian kebangkitan Yesus itu, "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya." (1 Korintus 15:3-8).
Ada orang-orang seperti Frank Morrison, seorang wartawan penyelidik, yang awalnya adalah seorang yang skeptis. Ia mencermati kisah kebangkitan Yesus dan di bawah pengaruh fakta-fakta seputar itu ia menjadi orang yang sungguh-sungguh percaya pada kesaksian Kitab Injil. Bukunya, "Who Moved the Stone?" merupakan sebuah kesaksian yang mengesankan terhadap fakta sejarah tentang kebangkitan Yesus yang sesungguhnya dari kematian.
Sebuah Realitas Rohani
Setelah mengatakan itu semua, bukan hanya fakta jasmani yang membuat kebangkitan Yesus itu berkuasa dan perlu bagi orang percaya. Ada kebenaran rohani yang sangat dalam dan penting pada kebangkitan.
Ketika Paulus menulis kepada jemaat di Roma, ia menyoroti fakta bahwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah sebuah peneguhan yang nyata atas jati diri-Nya, "... menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita." (Roma 1:4)
Dalam kebangkitan, Allah Bapa mengakui semua yang telah dilaksanakan di dalam kehidupan dan kematian Yesus. Yesus tidak hanya bangkit dari kubur; Dia ditinggikan jauh mengatasi langit ke suatu posisi tempat Dia memiliki wewenang secara mutlak. Paulus menekankan hal ini: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11)
Kata-kata ini dikenali oleh sejumlah komentator sebagai nyanyian atau pengakuan pujian yang biasanya digunakan dalam ibadah gereja mula-mula. Hal ini menekankan keyakinan rohani yang sungguh berarti. Visi Yohanes dalam kitab Wahyu bergema dengan kuat, "[Aku adalah] Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." (Wahyu 1:18)
Kita sudah melihat bahwa salib adalah puncak pertempuran antara Allah dan setan. Kuasa kegelapan bertemu dalam pertandingan dengan kuasa Anak Manusia yang tidak ada tandingannya.
Berbagai pertempuran kecil ini berlanjut di bumi, namun kemenangan yang menentukan sudah diperoleh dan sekarang Yesus Kristus memerintah dengan berkuasa. Bapa sudah menyatakannya kepada Anak, "Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: 'Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?'" (Ibrani 1:13)
Perjanjian Baru memberi suatu pandangan tentang pekerjaan Anak Allah sekarang atas nama setiap orang Kristen yang percaya. Dalam surat kepada jemaat Ibrani, kita membaca hasil dari kenaikan Yesus ke surga, "Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:24-25)
Paulus menekankan bahwa kuasa-Nya sebagai Pengantara memberi kita keamanan, "Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?" (Roma 8:34-35)
Sebuah Pengalaman Pribadi
Kita perhatikan dari kitab Injil bahwa semua proses dari salib adalah baik untuk hidup kita oleh karena kuasa kebangkitan. Seandainya Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, tidak ada kemenangan dari keselamatan kita yang dapat dijamin. Tanpa kebangkitan, kita akan menyembah seorang martir yang mati seperti yang dilakukan begitu banyak agama.
Yesus bukan pahlawan yang mati. Dia adalah Juru Selamat yang hidup dan Tuhan yang telah naik ke surga, yang memberi dalam hidup kita Roh yang sama dengan yang membangkitkan Dia dari antara orang mati. Sekarang pekerjaan Roh Kuduslah yang melakukannya di dalam dan melalui Yesus lalu membuatnya nyata bagi mereka yang meresponsnya dengan iman. Sama seperti Yesus sudah mati bagi dosa, demikian juga di dalam Roh, saya dapat mati bagi kuasa dosa (Roma 6:5). Sama seperti Yesus mematahkan kuasa jahat di dalam tubuh jasmani melalui penderitaan-Nya, maka kuasa jahat pun dapat saya kalahkan di dalam Roh yang sama.
Mari kita cermati sejumlah manfaat dari kebangkitan yang nyata oleh Roh Kudus di dalam kita oleh kuasa-Nya yang hidup dan menetap.
Kehidupan Rohani
Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa karena Dia hidup, kita juga akan hidup (Yohanes 14:19). Inilah kebenarannya. Sama seperti Roh Kudus memberi napas hidup Allah kepada Yesus dan mengeluarkan-Nya dari kematian, demikian juga Roh memberi napas dan menanamkan dalam kita hidup Allah ke dalam seluruh pusat keberadaan kita.
Kemenangan Atas Dosa
Dosa bukan sebuah teori, melainkan sebuah kuasa yang nyata. Kematian, ketakutan, perbudakan, penindasan, ketidaktaatan, keputusasaan, keraguan, dan penderitaan adalah akibat dosa dalam hidup kita. Dosa adalah sebuah kekuatan pribadi yang menyatakan diri melalui kuasa jiwa ataupun rohani yang sangat menguasai pikiran dan tindakan kita. Sejak Adam, setiap orang telah jatuh oleh pengaruh negatif itu sampai berakhir dengan kematian. Satu-satunya yang merupakan perkecualian adalah Yesus.
Pada salib, Yesus menangani prinsip dan kuasa dosa. Setelah memikul dosa manusia pada diri-Nya sendiri melalui kematian, Dia mematahkan cengkeraman kuasa itu menjadi kemerdekaan oleh hidup yang dibangkitkan. Sekarang Roh Kudus membuat proses penebusan ini nyata di dalam kita melalui iman.
"Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus." (Roma 5:17)
Kuasa Rohani
Dua kata penting dalam bahasa Yunani yang digunakan di dalam Perjanjian Baru menguraikan bagaimana kuasa Allah tersedia bagi kita secara pribadi, sebagai hasil dari kebangkitan Yesus. Yesus yang sudah bangkit, hidup dalam kuasa ini sendiri, dan melalui Roh-Nya, Dia menanamkannya ke dalam hidup kita.
Kata pertama adalah "exousia" yang berarti "kuasa dari keberadaan". Kata ini, yang biasanya diterjemahkan sebagai "wewenang" atau "otoritas" mengandung gagasan "memiliki hak untuk". Seorang duta besar yang mewakili negaranya di negara lain mungkin bukan orang yang sangat penting, namun ia mengemban wewenang dari pemerintah serta negaranya secara keseluruhan. Dengan cara yang sama, Roh Kudus meneguhkan hubungan kita bersama Allah melalui iman di dalam Yesus. Roh Kudus menyebarkan ke dalam hati kita percaya diri atau kepastian jati diri kita di dalam Kristus (lihat Yohanes 1:12, Roma 8:16, dan 1 Yohanes 3:1).
Kedua adalah "dunamis" yang berarti "kuasa dari tindakan". Sebagai kata yang aktif, kata "dunamis" mengandung gagasan "kemampuan dan kekuatan yang dinamis". Ini dikaitkan dengan kata "dinamit" dan seperti dinamit pula situasi yang ditimbulkan ketika Allah bertindak. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8)
Petrus mengulanginya demikian, "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2 Petrus 1:3)
Karunia Rohani dan Pelayanan
Karunia Roh Kudus yang bekerja di dalam tubuh Kristus adalah sebuah saksi yang penting dan perlu bagi fakta kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Ketika Paulus membahas berbagai karunia kepemimpinan dan pelayanan di dalam Jemaat, ia mengaitkan semua itu secara langsung dengan pelayanan dan kenaikan Tuhan dalam kemuliaan.
"Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar," (Efesus 4:10-11)
Pengharapan untuk Kemuliaan
Allah kita adalah Allah sumber pengharapan dan kita memiliki pengharapan-Nya melalui pekerjaan yang telah dibuat Roh Kudus di dalam diri kita. Akan tetapi, landasan pengharapan kita adalah karya sesungguhnya yang Allah capai dalam kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Inilah jalan masuk menuju kemuliaan.
Kita harus memahami bahwa menaruh pengharapan pada Kitab Injil tidak berarti "kondisi mengharapkan sesuatu" dalam pengertian impian khayal. Pengharapan ini adalah sebuah pengalaman pribadi yang mendalam saat kita memercayai Allah untuk selama-lamanya. Dia sudah mulai melaksanakan pekerjaan-Nya dan Dia akan mengakhirinya, dan kebangkitan adalah kesaksian yang luar biasa untuk fakta ini.
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu." (1 Petrus 1:3-4)
Kita dapat terus menjajaki manfaat salib dan kebangkitan Yesus yang dibuat nyata oleh Roh di dalam kita melalui iman. Cermatilah keempat kitab Injil Anda sendiri dan peganglah janji itu!
Sebuah Janji Masa Depan
Kebangkitan melengkapi fungsi penting yang terakhir. Kebangkitan berperan sebagai pernyataan mengenai suatu pekerjaan yang masih belum selesai!
Salib bukan sekadar satu hari kemenangan, tetapi juga satu hari penghakiman. Itu adalah sebuah hari ketika Allah menjatuhkan hukuman atas dosa dan semua akibatnya, termasuk menjatuhkan hukuman atas setan, "... kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka." (Efesus 2:2)
Beberapa dari pesan Yesus yang terakhir bagi murid-murid-Nya menekankan poin yang sama, "Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar." (Yohanes 12:31)
Di sinilah kata nubuat dari Allah kepada ular seperti yang dicatat dalam Kejadian 3:15b digenapi, "keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Penghakiman yang akan dijalankan pada hari itu masih terus dijalankan dan akan dijalankan sampai akhir hari penghakiman Allah. Hal ini merupakan tindakan kebangkitan yang berkuasa yang berhubungan dengan penghakiman yang sudah dijalankan dan penghakiman yang akan datang. Kebangkitan Yesus berperan sebagai sebuah tanda untuk mengingatkan manusia dan setan, kalau mereka lupa, kepada siapa pesan terakhir ditujukan! Inilah inti dari seruan Paulus kepada orang-orang kafir di Atena, "Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati." (Kisah Para Rasul 17:30-31)
Tanda yang sama yang menjadi sebuah peringatan kepada orang-orang yang belum percaya yang tentunya sama adalah sumber sukacita dan penantian yang luar biasa bagi orang beriman.
"Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan, melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci." (1 Yohanes 3:2-3)
Celikkan mataku, Oh Juru Selamat, 'tuk lihat kasih-Mu yang ajaib bagiku; kasih-Mu yang membawa-Mu ke dunia, 'tuk mati di Kalvari gantikanku.
Oh, yang terajaib dari yang ajaib, melalui kematian-Mu bagiku, dosa terbuka, dosa tersembunyi, semuanya dapat diampuni.
Luluhkan hatiku, Oh Juru Selamat, tundukkan aku, hancurkan aku, sampai kumiliki Engkau sang Pemenang, Tuhan dan Raja yang berkuasa,
(Katherine A.M. Kelly)
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Halaman | : | 95 -- 110 |
Judul Buku | : | Kuasa Salib |
Pengarang | : | Bob Gordon |
Penerbit | : | (PBMR) ANDI |
Kota | : | Yogyakarta |
Tahun | : | 2004 |