BETA
Bila Pekerjaan tidak Lagi Memuaskan
Sumber: telaga
Id Topik: 517

Abstrak:

Mencari pekerjaan yang ideal tidaklah mudah; kerap kali kita harus puas dengan pekerjaan yang tersedia, kendati pekerjaan itu tidak terlalu kita sukai. Meskipun kita tidak menyukainya tetapi kita tetap harus mengerjakan kewajiban kita sebaik-baiknya dan apa yang harus kita lakukan?

Transkrip:

Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, kami akan berbincang-bincang dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Bila Pekerjaan tidak lagi Memuaskan". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.

Lengkap
GS : Pak Paul, kita tentu membutuhkan pekerjaan karena kita memerlukan dana untuk kehidupan sehari-hari, tetapi untuk mendapatkan pekerjaan yang pas yang sesuai dengan keinginan kita, dengan bakat kita, dengan kemampuan kita, itu sangat sulit, Pak Paul.

PG : Sangat-sangat sulit Pak Gunawan, jadi ada satu hal yang kita harus sadari adalah bahwa kesempatan tidak selalu datang meskipun kita menganggap diri kita cukup mempunyai kualifikasi, seayaknyalah mendapatkan pekerjaan itu dan sebagainya.

Tapi kita harus juga menerima fakta bahwa kesempatan tidak selalu datang. Dan inilah yang kadang-kadang meski kita hadapi dan kita harus dengan kreatif melewatinya sehingga tidak membuat kita tertekan dan akhirnya putus asa.
GS : Mungkin itu karena jumlah pekerjaan yang tersedia dan tenaga kerja yang ada tidak seimbang, Pak Paul.

PG : Betul sekali, setiap tahun kita melihat dalam bursa kerja ada ribuan orang yang mengantri mendapatkan formulir pendaftaran, melamar. Dan dari ribuan orang yang datang itu mungkin hanyaberapa ratus yang mungkin akan mendapatkan pekerjaan.

Jadi inilah kondisi yang kita hadapi yaitu kondisi yang tidak ideal.
GS : Menurut pengamatan Pak Paul yang pernah tinggal di Amerika, apakah hal itu pernah terjadi di sana?

PG : Saya kira pada masa tertentu Amerika pun mengalami hal-hal seperti itu. Misalkan pada suatu masa bidang teknologi yang tadinya menjadi primadona namun akhirnya mengalami kemunduran sehngga akhirnya ada teman-teman yang tadinya bekerja di bidang teknologi akhirnya kehilangan pekerjaan mereka.

Dan mereka harus menunggu bahkan sampai berbulan-bulan sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain.
GS : Bahkan yang sudah bekerja pun kadang-kadang masih di-PHK, Pak Paul?

PG : Betul sekali, memang tidak ada kepastian dalam hidup ini, hal yang kita sukai dan kita kerjakan dengan baik namun perusahaannya mengalami kebangkrutan dan kita akhirnya tidak lagi mempnyai pekerjaan itu.

GS : Nah itu kalau kita masih dalam usia yang produktif, apa saran Pak Paul buat para pendengar dan buat kita semua?

PG : Ini yang saya ingin berikan kepada para pendengar kita yang sedang dalam masa-masa penantian mencari pekerjaan atau melakukan pekerjaan tapi tidak bisa menikmatinya. Saya akan membagikn beberapa prinsip dari Firman Tuhan.

Yang pertama yang ingin saya katakan adalah meski tidak menyukainya kita harus tetap mengerjakan kewajiban kita sebaik-baiknya. Kita mengerjakan tugas kita, pekerjaan kita, kita memang tidak terlalu menyukainya tapi tetap kita harus kerjakan sebaik-baiknya. Firman Tuhan mengingatkan, "Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini di dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Kolose 3:22 dan 23. Pada intinya yang ingin saya katakan adalah bahwa kita dipanggil untuk melakukan tugas dan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya, tidak peduli apakah kita menyukai atau tidak menyukai pekerjaan itu.
GS : Yang saya amati di tempat saya bekerja, biasanya orang bertahan hanya beberapa bulan mungkin karena pada awalnya dia terdesak karena tidak ada pekerjaan yang lain, dia mau saja menerima pekerjaan apapun yang diberikan. Tapi setelah dia melewati masa percobaannya biasanya akan timbul masalah.

PG : Kalau kita memang tidak menyukai pekerjaan kita acap kali kita berkompensasi, kita akhirnya melakukan hal-hal yang tidak produktif, hal-hal yang mengganggu relasi kerja kita atau yang aru saja kita bahas, kita tidak melakukan tugas kewajiban kita dengan sebaik-baiknya, sehingga akhirnya kwalitas kerja kita merosot dan orang-orang yang di sekitar kita tidak puas dengan harian kita tapi kita mungkin defensif karena kita tidak suka ditegur sehingga terjadilah masalah.

Firman Tuhan menegaskan bahwa kita harus mengerjakan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya tidak peduli kita menyukai atau tidak kita tetap harus menyelesaikan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya.
GS : Karena itu merupakan panggilan Tuhan, Pak Paul.

PG : Betul dan Tuhan memfokuskan mata kita pada Tuhan bahwa kita mengerjakan ini bukan untuk manusia tapi untuk Tuhan. Maka Tuhan berkata apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan seenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Ini adalah perspektif yang harus kita bawa setiap hari kita masuk ke tempat pekerjaan kita.
GS : Ada sebagian orang yang menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai kutukan, dengan mengutip di kitab kejadian, nah itu bagaimana?

PG : Saya kira ada sebagian orang yang mempunyai konsep yang keliru tentang bekerja. Mereka melihat bahwa bekerja adalah sebagai kutukan karena Tuhan telah mengutuk manusia setelah manusia atuh ke dalam dosa, maka manusia akhirnya harus melakukan pekerjaan dalam hidupnya.

Kutukan Tuhan sebetulnya lebih berupa suatu fakta kehidupan bahwa kehidupan ini tidak akan menjadi gampang. Kita harus bekerja susah payah untuk mendapatkan penghasilan, nah inilah bagian dari dosa, hidup tidak lagi menjadi mudah namun bekerja itu sendiri bukanlah kutukan. Kita menghasilkan sesuatu kita akan merasa bahagia, kita bisa memberikan sumbang sih kita bisa merasa bahagia, kita bisa mengekspresikan karunia yang Tuhan telah berikan kepada kita, kita pun akan merasa bahagia. Jadi sebetulnya pekerjaan bukanlah kutukan, kehidupan yang susah itu adalah bagian dari hukuman Tuhan atas dosa yang kita perbuat.
GS : Mungkin ada prinsip lain yang ingin Pak Paul sampaikan?

PG : Yang kedua adalah kita dipanggil untuk bekerja, meskipun pekerjaan ideal yang kita idamkan belum terwujud. Artinya kita tidak boleh berkata saya tidak mau bekerja, sebab yang saya idaman belum dapat saya peroleh, nah saya akan tunggu sampai pekerjaan ideal itu datang.

Nah Tuhan berkata: "Jangan, Firman Tuhan mengingatkan: Tetapi kami berpesan kepadamu saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami, sebab kamu sendiri tahu bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi berusaha dan berjerih payah siang malam supaya jangan menjadi beban siapapun di antara kamu." Nah ini prinsip yang Paulus anut, bahwa dia akan bekerja, dia tidak mau menjadi beban dan dia akan melakukan pekerjaannya dengan berjerih payah siang malam. Ini menunjukkan sebuah upaya yang optimal. Kadang-kadang kita memang mudah putus asa dan berkata: "O.....tidak mau saya melakukan pekerjaan ini; o.........tidak suka saya mendapatkan pekerjaan itu meskipun mendapatkan tawaran." Tuhan tidak mau melihat kita itu berpangku tangan, menunggu-nunggu pekerjaan ideal kita datang mengunjungi kita. Tidak demikian, kita tetap harus bekerja meskipun pekerjaan itu tidak sesuai dengan kemampuan kita atau tidak sesuai dengan kesukaan kita.
GS : Kadang-kadang orang juga berdalih pekerjaan ini sebenarnya cocok tapi imbalannya yang tidak cocok, kemudian dia batal lagi untuk bekerja.

PG : Memang kadang-kadang itu akan membuat kita patah semangat, kita hanya dihargai seperti ini sedangkan kita tahu kita mempunyai kemampuan yang lebih. Tapi tetap prinsipnya adalah meskipu tidak sesuai dengan kemampuan kita, imbalan itu terlalu kecil tetap bekerjalah.

Jangan sampai kita tidak bekerja dan hanya menunggu-nunggu pekerjaan ideal kita datang mengunjungi kita.
GS : Tetapi ada juga orang yang bekerja hanya bertujuan untuk mencari uang saja, Pak Paul.

PG : Ada juga orang yang seperti itu, dan dalam kasus tertentu ini memang tidak disalahkan, ini adalah hal yang benar bahwa kita bekerja memang untuk mendapatkan uang tapi kita tahu motivas kita bukanlah hanya uang.

Ada hal-hal lain yang harus kita lakukan, contohnya adalah kewajiban kita. Pertanyaan yang muncul adalah kenapa Tuhan meminta kita sebagai anak-anaknya tidak berhenti bekerja, kenapa kita terus bekerja. Hal ini berkaitan dengan kesaksian hidup, Tuhan tidak mau kita bermalas-malasan, tidak mau hanya berpangku tangan, menunggu pekerjaan mengetuk pintu rumah, tetap kita harus melakukan tugas dan kewajiban kita. Kenapa? Karena kita harus menjaga kesaksian hidup umat Kristen, jangan sampai orang mencoreng nama Tuhan akibat kemalasan kita, jangan sampai kita menjadi buah bibir keluarga kita maupun orang-orang di sekitar kita yang berkata: "lihat orang ini, dia orang Kristen tapi kok malas maunya hanya diam-diam di rumah, tidak mau berusaha," nah bagaimanakah orang bisa mempermuliakan nama Tuhan kalau melihat kesaksian kita seperti itu.
GS : Di samping itu apakah di dalam bekerja, kalau kita sudah bekerja itu akan mencapai suatu pekerjaan yang ideal pada nantinya?

PG : Sering kali begini Pak Gunawan, waktu kita bekerja terus meskipun pekerjaan itu tidak sesuai dengan kemampuan kita, dengan selera kita, tapi dengan bekerja kita sebetulnya sedang menematkan diri di posisi yang strategis untuk bertemu dengan orang.

Untuk bisa akhirnya berkenalan dengan orang-orang, nah siapa tahu nanti orang-orang ini yang akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang lain. Orang yang lain itulah yang memanggil kita dan dia berkata: "O.....saya ada lowongan untuk pekerjaan yang memang sedang engkau cari." Jadi dengan kata lain kita itu berdiri di tempat yang strategis, kalau kita hanya berdiam diri di rumah, hanya menunggu pekerjaan datang, kapankah kita akan berjumpa dengan orang. Bukankah sering kali yang paling efektif adalah perkenalan, orang mengenalkan kita dengan temannya, dengan seseorang atau teman mendengarkan informasi bahwa ada lowongan di sana, ada lowongan di sini. Dengan kita bertemu dengan teman-teman sekerja dan sebagainya kita akhirnya lebih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang kita idamkan itu. Dan ini yang terpenting juga Pak Gunawan, bukankah dengan terus bekerja kita sesungguhnya tengah membangun tumpukan pengalaman kerja yang nantinya akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan pekerjaan yang baru atau pekerjaan yang kita idamkan itu. Logikanya, seorang majikan akan lebih senang, akan lebih mau mengkaryakan seseorang yang mempunyai sejarah bekerja, yang tidak berhenti-henti. Seorang majikan tidak akan tertarik mengkaryakan seseorang kalau membaca resume atau CV yang menunjukkan bahwa si pelamar ini sudah lima tahun tidak bekerja. Ditanya: "Apa pekerjaanmu?" "Diam di rumah," "Kenapa?" "Sebab yang saya inginkan belum muncul, jadi saya terus menunggu, sekarang ini ada baru saya datang." Nah si majikan akan berkata dalam hatinya "engkau orang malas, meskipun engkau mampu melakukan pekerjaan ini tapi dengan kemalasanmu engkau akan menjadi beban buatku." Jadi sekali lagi orang tidak mau memanggil dan mengkaryakan pekerja yang tidak mempunyai karakter rajin. Nah orang yang berkarakter rajin adalah orang yang terus bekerja meskipun pekerjaannya itu di bawah kemampuannya atau tidak sesuai dengan seleranya. Itu point yang penting dan juga ini menambahkan pengalaman, lima tahun bekerja akan berbeda dengan lima tahun kehilangan kontak dengan pekerjaan, sebab berarti pengalamannya telah bertambah lima tahun. Jadi ini nilai-nilai tambah yang justru dapat memungkinkannya memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.
GS : Ada sebagian orang yang senang berpindah-pindah kerja, setahun pindah, setahun pindah, nah itu kenapa?

PG : Penjelasan pertama, memang dia merasa tidak puas apa yang diperolehnya misalkan imbalannya tidak sesuai dengan input yang diberikannya. Atau jenis pekerjaannya tidak sesuai dengan keininanya sehingga dia terus mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya itu.

Namun ada faktor ketiga yaitu faktor bosan. Ada orang yang cepat bosan, mengerjakan sesuatu tidak bisa bertahan lama sehingga akhirnya mau pindah lagi, mau pindah lagi. Yang keempat adalah ada orang yang terus-menerus pindah karena bertengkar, konflik dengan rekan kerja atau diberhentikan karena karakternya yang kurang baik sehingga menimbulkan banyak masalah. Memang ada beberapa penjelasan kenapa akhirnya orang sering berpindah-pindah tempat kerja.
GS : Bukankah itu akan menjadi kesaksian yang kurang baik Pak Paul?

PG : Betul, sebab orang akan berpikir apa ya yang menjadi masalah? Kenapa orang ini terus menerus pindah, dan waktu dia mau masuk ke pekerjaan yang baru, majikannya juga akan melihat ini degan kacamata negatif.

"Kenapa kamu hanya bertahan enam bulan, bertahan lima bulan, kenapa? "O.....orang ini tidak adil kepada saya, o......majikan saya ini menekan saya dan sebagainya." Tapi kalau sudah berkali-kali terjadi begitu, saya kira orang akan berkata: "Mungkin saja ada satu dua kali memang kamu tertekan tapi kalau terus-menerus seperti ini, kesimpulan saya adalah kamu memang bermasalah, kamu tidak bisa menahan stres, kamu tidak bisa menahan ketidakidealan dalam hidup ini, semua harus berjalan sesuai dengan kehendakmu, rupanya ini yang menjadi duduk persoalannya." Nah orang akan langsung dengan cepat menyimpulkan seperti itu, dan akhirnya dia tidak akan memberikan pekerjaan kepada orang yang seperti ini. Jadi benar-benar pada akhirnya orang ini kehilangan kesempatan untuk bekerja.
GS : Ada orang yang menolak pekerjaan karena sekalipun sesuai dengan bidangnya, tapi karena di situ dia diminta untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya. Misalnya harus menipu, harus membuat laporan palsu dan sebagainya, dia tidak tahan.

PG : Betul sekali, jadi ada jenis-jeniss pekerjaan yang melanggar perintah Tuhan, nah sudah tentu itu harus kita tolak, harus kita katakan, "Maaf tidak bisa saya lakukan." Misalkan hal ini mum, untuk menghibur seorang tamu, dia harus membawa tamu ini, mengunjungi tempat-tempat yang penuh dengan dosa dan akhirnya melakukan dosa, dan dia tahu dia harus ikut dan sebagainya, nah dia bisa dengan terus terang berkata kepada majikannya bahwa "Maaf, saya tidak bisa melakukan ini; kenapa? Sebab saya tahu sewaktu saya melakukannya saya sedang berdosa kepada Tuhan, dan daripada saya berdosa saya tidak mau melakukannya."

Meskipun memang nanti ada resiko yang harus ditanggungnya tapi kalau memang jelas melanggar kehendak Tuhan, seseorang harus berani berkata: "Tidak, saya tidak mau melakukannya."
GS : Dan sering kali tempat untuk pekerjaan kita, bisa menjadi proses kehidupan kita, Pak Paul?

PG : Sering kali seperti itu Pak Gunawan, itu sebabnya adakalanya Tuhan mendiamkan kita di tempat pekerjaan yang kita sedang geluti. Meskipun kita mengeluh, kita berkata: "Tuhan, saya tidaksuka dengan pekerjaan ini, Tuhan, kenapa lingkungannya seperti ini saya tidak nyaman di sini dan sebagainya."

Tapi Tuhan tetap menempatkan kita di situ, kenapa? Kenapa Tuhan menutup pintu-pintu yang lain sehingga kita tidak bisa pindah dan Tuhan benar-benar terus menaruh kita di sana, ada beberapa penjelasannya. Yang pertama adalah kadang-kadang ada tugas yang belum kita selesaikan, ada hal-hal yang Tuhan ingin kita lakukan di sana, Tuhan ingin kita menjadi berkat buat seseorang di sana, ada seseorang yang membutuhkan kasih sayang Tuhan, ada seseorang yang perlu mendengar kabar baik dari Tuhan Yesus dan orang ini memang adalah orang yang seharusnyalah menerima berkat ini dan kitalah yang Tuhan tunjuk menjadi saluran berkat bagi orang ini. Maka Tuhan akan tetap tempatkan kita di sana, meskipun kita tidak nyaman, kita mau pindah dan sebagainya. Tuhan inginkan kita menjadi terang, menjadi pelita dan akhirnya Tuhan membiarkan kita di situ, di dalam suasana yang memang tidak enak. Ini kita lihat misalkan dalam beberapa contoh dalam firman Tuhan, Tuhan membiarkan Daniel dengan ketiga temannya Sadrakh, Mesakh dan Abednego di Babel, tempat yang memang tidak mengenal Allah. Tapi mereka berempat menjadi terang yang menyinari orang-orang di sekitarnya, yang merefleksikan kebenaran Tuhan sehingga akhirnya raja Nebukadnezar mengakui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Tuhan Allah sendiri. Dan akhirnya dia bertekuk lutut di hadapan Tuhan, nah itu adalah tugas yang Daniel emban, yang Daniel harus penuhi, maka Tuhan membiarkan dan tetap menempatkan Daniel di kerajaan Babel. Yang lainnya lagi Pak Gunawan, kenapa kadang-kadang Tuhan menempatkan kita di situasi yang sama, di pekerjaan yang sama meskipun kita sudah tidak menyukainya lagi. Yaitu ada karakter yang Tuhan ingin tumbuhkan pada diri kita. Kalau semua berjalan sesuai dengan kehendak kita, kita akan menjadi orang yang kerdil, kita tak mungkin bertumbuh dewasa, kematangan kita tidak akan kita capai. Tuhan tidak mau kita menjadi anak-anak, Tuhan mau kita menjadi orang dewasa di dalam iman, maka Tuhan membiarkan kita di dalam situasi yang tidak enak itu supaya akhirnya kita yang berubah dan kita menjadi makin serupa dengan Tuhan kita.
GS : Ada orang yang memisahkan antara pekerjaan dengan pelayanan, pendapat Pak Paul bagaimana?

PG : Saya tidak memisahkan keduanya. Sebab saya memetik firman Tuhan di Kolose 3:23, "Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah bukan untuk manusia tetapi untuk Tuhan." Nah bgi saya ini adalah definisi pelayanan.

Pelayanan bukanlah aktifitas gerejawi belaka, aktifitas gerejawi memang bagian dari pelayanan tapi itu sebetulnya bagian terkecil dari pelayanan. Bagian terbesar dari palayanan adalah aktifitas sehari-hari yang kita lakukan, itu adalah pelayanan kita untuk Tuhan melalui manusia-manusia yang kita jumpai atau yang kita layani. Memang dibagi dua yaitu pelayanan dalam gereja dan di luar gereja, dua-duanya sama mulianya. Karena yang terpenting adalah kita melakukannya untuk Tuhan. Seseorang yang melakukan "pelayanan" Firman tapi melakukannya dengan asal-asalan, tidak memikirkannya untuk Tuhan, untuk kemuliaannnya sendiri, itu bukan pelayanan, itu sebuah performa manusiawi belaka. Nah tapi seorang yang melakukan tugasnya sebagai tukang cat, sebagai penarik becak, tapi dia melakukannya dengan sukacita, dia tahu ini adalah pemberian Tuhan untuknya dan dia mau melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya, nah ini menjadi palayanannya. Tuhan menerima persembahan pelayanan itu dan Tuhan menganggap itu sebagai hal yang indah di mata-Nya.
GS : Karena itu sering kali menjadi kendala juga seseorang itu diterima pada suatu tempat pekerjaan. Ketika ditanya, kalau misalnya suatu saat dia dibutuhkan bekerja sampai jam enam atau jam tujuh, dia langsung menolak. Dia berkata: "Saya ada pelayanan di gereja, jadi saya harus pulang jam empat." Nah ini menjadi hambatan buat dia.

PG : Sudah tentu akan ada pembicaraan lebih lanjut yang perlu dilakukan, apakah ini jenis pekerjaan yang mengharuskan dia pulang lebih malam atau pulang lebih sore, dan apakah di luar itu aa tuntutan yang lainnya.

Ini sesuatu yang perlu dinegoisasikan, dipikirkan dengan matang, namun kalau seseorang menganggap pekerjaan saya bukan pelayanan, pelayanan saya hanyalah misalkan memimpin persekutuan doa atau membagikan firman Tuhan, saya kira itu pandangan yang keliru. Sebab sama-sama mulianya, kita melakukan pekerjaan kita, ini adalah bagian dari pelayanan kita kepada Tuhan. Sekali lagi kita tidak perlu mendikotomikan hal ini, Tuhan pun tidak mendikotomikannya. Paulus adalah seorang pembuat tenda dan dia melakukan tugasnya dengan baik, Priskilla, Akuila juga sesama rekan pembuat tenda dan mereka terlibat juga di dalam pelayanan yang namanya pelayanan firman tetapi semuanya Tuhan terima apa adanya. Daniel, tidak pernah disebut Daniel berkhotbah, tidak pernah disebut Sadrakh. Mesakh dan Abednego berkhotbah, tidak pernah disebut Yusuf berkhotbah kepada Firaun, tapi semua pelayanan untuk Tuhan, mereka melakukan tugas dan kewajiban mereka sebagai negarawan, sebagai pejabat pemerintah, tapi mereka melakukannya dalam takut akan Tuhan. Itulah pelayanan mereka yang Tuhan tetapkan bagi mereka.
GS : Apakah ada pesan Firman Tuhan yang ingin Pak Paul sampaikan?

PG : Saya bagikan dari Mazmur 73:23, "Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat akuke dalam kemuliaan."

Ini adalah nasihat yang akan saya berikan kepada orang yang merasa pekerjaannya tidak lagi memuaskan. Dekatlah dengan Tuhan jangan sampai jauh dengan Tuhan, mintalah Tuhan pegang tangan kanan kita dan mintalah Tuhan menuntun kita, tapi kita mesti bersabar. Sebab Tuhan berkata Dia akan mengangkat kita ke dalam kemuliaan. Jadi bersabarlah menunggu tuntunan Tuhan.

GS : Jadi ini sesuatu yang penting yang pasti sangat berguna bagi para pendengar kita. Terima kasih Pak Paul untuk perbincangan ini, dan para pendengar sekalian, kami juga mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Bila Pekerjaan Tidak Lagi Memuaskan". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda untuk mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.


Ringkasan:

Mencari pekerjaan yang ideal tidaklah mudah; kerap kali kita harus puas dengan pekerjaan yang tersedia, kendati pekerjaan itu tidak terlalu kita sukai. Akibatnya kita merasa jenuh dan tertekan; pada akhirnya kualitas karya kita pun merosot. Apa yang harus kita lakukan bila kita berada dalam kondisi itu?

  • Meski tidak menyukainya, kita tetap harus mengerjakan kewajiban kita sebaik-baiknya. Firman Tuhan mengingatkan,"Hai, hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:22, 23) Kita dipanggil untuk mengerjakan tugas kewajiban kita sebaik-baiknya-tidak peduli apakah kita menyukai atau tidak menyukai pekerjaan itu.
  • Kita pun dipanggil untuk bekerja meski pekerjaan ideal yang kita idamkan belum terwujud. Firman Tuhan mengingatkan,"Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu dan tidak makan roti orang dengan percuma tetapi berusaha dan berjerih payah siang malam supaya jangan menjadi beban siapa pun di antara kamu." (2 Tesalonika 3:6-7)
  • Ada satu alasan mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk bekerja sekalipun kita belum memperoleh pekerjaan yang kita idamkan. Pertama, kita harus menjaga kesaksian hidup sebagai orang Kristen. Jangan sampai kita mencoreng nama Tuhan akibat kemalasan kita.
  • Tuhan memimpin kita sampai ke tempat tujuan (dalam hal ini, pekerjaan yang kita dambakan) melalui perjalanan karier, bukan melalui berdiam diri menantikan datangnya tawaran. Tidak jarang Tuhan mempertemukan kita dengan orang tertentu yang akhirnya membukakan pintu bagi kita untuk masuk ke pekerjaan baru yang kita impikan. Juga, dengan terus bekerja, bukankah kita sesungguhnya tengah membangun tumpukan pengalaman kerja yang nantinya akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan pekerjaan yang baru? Ingat, kita cenderung mengkaryakan orang yang bekerja, bukan orang yang tidak bekerja. Jadi, apa pun pekerjaan itu, lakukanlah.
  • Adakalanya Tuhan tidak memberikan pekerjaan yang kita inginkan karena Tuhan bermaksud lain, misalnya ada "tugas" yang belum terselesaikan, ada perubahan karakter yang perlu dipersiapkan, atau ada "bahaya" yang Tuhan perlu hindarkan dari kita.

Firman Tuhan, "Tetapi aku tetap dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan." (Mazmur 73:23-23)


Questions:

GS : Pak Paul, kita tentu membutuhkan pekerjaan karena kita memerlukan dana untuk kehidupan sehari-hari, tetapi untuk mendapatkan pekerjaan yang pas yang sesuai dengan keinginan kita, dengan bakat kita, dengan kemampuan kita, itu sangat sulit, Pak Paul.

GS : Mungkin itu karena jumlah pekerjaan yang tersedia dan tenaga kerja yang ada tidak seimbang, Pak Paul.

GS : Menurut pengamatan Pak Paul yang pernah tinggal di Amerika, apakah hal itu pernah terjadi di sana?

GS : Bahkan yang sudah bekerja pun kadang-kadang masih di-PHK, Pak Paul?

GS : Nah itu kalau kita masih dalam usia yang produktif, apa saran Pak Paul buat para pendengar dan buat kita semua?

GS : Yang saya amati di tempat saya bekerja, biasanya orang bertahan hanya beberapa bulan mungkin karena pada awalnya dia terdesak karena tidak ada pekerjaan yang lain, dia mau saja menerima pekerjaan apapun yang diberikan. Tapi setelah dia melewati masa percobaannya biasanya akan timbul masalah.

GS : Karena itu merupakan panggilan Tuhan, Pak Paul.

GS : Ada sebagian orang yang menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai kutukan, dengan mengutip di kitab kejadian, nah itu bagaimana?

GS : Mungkin ada prinsip lain yang ingin Pak Paul sampaikan?

GS : Kadang-kadang orang juga berdalih pekerjaan ini sebenarnya cocok tapi imbalannya yang tidak cocok, kemudian dia batal lagi untuk bekerja.

GS : Tetapi ada juga orang yang bekerja hanya bertujuan untuk mencari uang saja, Pak Paul.

GS : Di samping itu apakah di dalam bekerja, kalau kita sudah bekerja itu akan mencapai suatu pekerjaan yang ideal pada nantinya?

GS : Ada sebagian orang yang senang berpindah-pindah kerja, setahun pindah, setahun pindah, nah itu kenapa?

GS : Bukankah itu akan menjadi kesaksian yang kurang baik Pak Paul?

GS : Ada orang yang menolak pekerjaan karena sekalipun sesuai dengan bidangnya, tapi karena di situ dia diminta untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya. Misalnya harus menipu, harus membuat laporan palsu dan sebagainya, dia tidak tahan.

GS : Dan sering kali tempat untuk pekerjaan kita, bisa menjadi proses kehidupan kita, Pak Paul?

GS : Ada orang yang memisahkan antara pekerjaan dengan pelayanan, pendapat Pak Paul bagaimana?

GS : Karena itu sering kali menjadi kendala juga seseorang itu diterima pada suatu tempat pekerjaan. Ketika ditanya, kalau misalnya suatu saat dia dibutuhkan bekerja sampai jam enam atau jam tujuh, dia langsung menolak. Dia berkata: "Saya ada pelayanan di gereja, jadi saya harus pulang jam empat." Nah ini menjadi hambatan buat dia.

GS : Apakah ada pesan Firman Tuhan yang ingin Pak Paul sampaikan?

GS : Jadi ini sesuatu yang penting yang pasti sangat berguna bagi para pendengar kita. Terima kasih Pak Paul untuk perbincangan ini, dan para pendengar sekalian, kami juga mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Bila Pekerjaan Tidak Lagi Memuaskan". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda untuk mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.