BETA
Kelemahan Manusia dan Anugerah Allah
Sumber: telaga
Id Topik: 380

Abstrak:

Ketakutan memang adalah sebuah reaksi terhadap ancaman yang nyata yang ada di hadapan kita. Dan untuk melindungi atau menyelamatkan diri, kita akhirnya berusaha untuk menangkisnya.

Transkrip:

Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi di mana pun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santosa dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, kali ini saya bersama Ibu Esther Tjahja, S. Psi. akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi, beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Kelemahan Manusian dan Anugerah Allah". Kami percaya acara ini pasti sangat bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.

Lengkap
GS : Pak Paul, banyak orang yang mengatakan kita sebagai manusia banyak kelemahannya, sebenarnya apa yang mau diungkapkan dari kata-kata seperti itu?

PG : Pada kesempatan ini Pak Gunawan, yang akan kita coba fokuskan adalah kelemahan dalam bentuk ketakutan. Kita ini manusia yang banyak memiliki ketakutan, dan ketakutan melemahkan kita. Seara khusus yang akan kita bahas adalah mengenai seseorang yang kita sangat kenal yaitu Elia.

Saya akan bacakan terlebih dahulu latar belakangnya, yang akan saya ambil dari 1 Raja-raja 19:1-3, "Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi daripada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu. Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya." Kita tahu sebelum terjadi ancaman ini Elia berhasil dengan kekuatan Tuhan membunuh 430 nabi-nabi baal. Tuhan menunjukkan kuasa-Nya kepada orang-orang Israel bahwa nabi-nabi baal itu adalah nabi-nabi palsu bukan nabi yang Tuhan sudah urapi. Dan terjadilah sebuah kebangunan rohani saat itu, orang-orang Israel kembali lagi kepada Tuhan. Nah, rupanya ini membuat hati Ahab dan Izebel istrinya sebagai raja sakit hati, mereka marah sekali dan Izebel langsung mengancam membunuh Elia. Ini suatu pertanyaan yang sangat logis yaitu mengapa Elia begitu berani menghadapi 430 nabi baal beserta raja Ahab, namun ketakutan menghadapi satu orang yang bernama Izebel? Inilah hal yang akan kita bahas pada kesempatan ini.
GS : Apakah ada bermacam-macam ketakutan Pak Paul di dalam diri manusia itu?

PG : Saya kira ada banyak ketakutan, tergantung pada sumber-sumbernya. Namun saya kira dampak ketakutan itu selalu sama, secara umum dampak ketakutan itu melemahkan kita. Nah, yang mau kita ihat dan soroti adalah ini Pak Gunawan, ternyata kita tidak selalu kuat, dan ada sejumlah hamba-hamba Tuhan yang dicatat di Alkitab yang pernah mengalami kelemahan dan juga misalnya kekurangan iman, sehingga akhirnya tidak bersandar kepada Tuhan.

Misalnya Abraham dan Ishak, ayah dan anak, dua-dua pernah melakukan kesalahan yang sama yaitu dua-dua tidak mengakui bahwa istri mereka adalah istri mereka, karena takut dibunuh oleh penguasa yang sedang berada di depan mereka. Jadi manusia termasuk anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan bisa lemah, jadi itulah sebabnya Petrus menyangkali Tuhan Yesus pula, Petrus sudah tahu bahwa kalau dia mengaku mungkin dia akan ditangkap dan dibunuh, mungkin disalibkan bersama Tuhan Yesus dan dia tidak siap untuk mati bersama dengan Tuhannya. Meskipun dia telah berkata dia bersedia mati bersama Tuhannya, tapi ternyata waktu situasi itu muncul di depannya dia mundur dan ketakutan, dan menyangkali Tuhan Yesus. Ketakutan pulalah yang membuat Elia lari dari Izebel.
GS : Jadi itu semacam mekanisme pertahanan diri dari orang yang terancam seperti itu?

PG : Tepat sekali, ketakutan memang adalah sebuah reaksi terhadap ancaman yang nyata yang ada di hadapan kita. Dan untuk melindungi atau menyelamatkan diri, kita akhirnya harus lari atau berembunyi atau menangkisnya, itu semuanya adalah reaksi-reaksi takut.

ET : Tampaknya ketakutan ini memang kelemahan manusia yang agak susah juga untuk diakui Pak Paul, khususnya mungkin pria. Rasanya bolehlah mengakui mempunyai emosi, tapi jangan sampai takut arena takut ini sungguh-sungguh identik dengan pengecut dan sungguh-sungguh lemah, sehingga orang jarang mengakui rasa takut ini.

Dan mencoba sedapat mungkin untuk menunjukkan bahwa dia adalah orang yang berani.

PG : Saya kira betul Bu Esther, jadi kami ini yang pria memang dikondisikan untuk tidak mengakui kelemahan kita yaitu ketakutan. Sebab ketakutan itu diidentikkan dengan kamu itu kuranglah, pia tidaklah maskulin.

Jadi pria itu memang takut dikatakan takut.
GS : Padahal itu bisa muncul setiap saat Pak.

(1) PG : Betul dan ketakutan adalah reaksi, reaksi yang alamiah terhadap ancaman. Jadi saya kira tidak ada orang yang tidak pernah takut, yang ada adalah ada sebagian orang yang berhasildiam tidak mundur dalam ketakutan.

Ada sebagian yang memang lari, tapi yang tidak lari itu tidak berarti tidak takut, mungkin takut tapi terpaksa dia diam dan dia hadapi. Jadi saya kira orang yang berani adalah bukan orang yang tak punya ketakutan, orang yang berani adalah orang yang tidak lari dalam ketakutan. Tapi tetap menghadapinya. Nah, pertanyaannya adalah apakah pengaruh ketakutan dalam kehidupan kita sebagai manusia ini. Yang pertama adalah ketakutan membuat kita gagal berpikir dengan jernih; dalam keadaan takut, yang terpikir hanyalah bagaimana kita dapat menyelamatkan diri, saya kira itu reaksi yang alamiah, dalam ketakutan yang penting kita selamat. Akhirnya kita tidak berpikir dengan jernih, itu yang terjadi.
GS : Karena keputusan itu biasanya diambil secara mendadak Pak Paul.

PG : Dan bahkan kalau tidak mendadak kita terlanjur melihat ancaman yang datang, sehingga sering kali yang terjadi adalah kita gagal berpikir dengan jernih. Elia masih mempunyai satu hari seelum dia benar-benar dikejar dan dibunuh oleh Izebel, jadi masih ada sekitar 24 jam, tapi begitu dia tahu dia tidak bisa berpikir dengan jernih, dia langsung lari.

GS : Dan kadang-kadang tindakannya, kata-katanya itu sembarangan Pak Paul, yang biasa kita lakukan kalau kita sedang ketakutan.

PG : Dengan kata lain pengaruh berikutnya adalah dalam ketakutan kita ini gagal mengendalikan tindakan kita. Gagal mengontrol tindakan kita atau sikap kita, misalnya dalam ketakutan kita bis-bisa berbuat hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepercayaan kita, dengan nilai-nilai keyakinan kita.

Misalkan kita sedang di jalan dan melihat orang terkapar, ditabrak, kita kaget dan takut sekali melihat orang berdarah-darah terkapar di jalan. Saya kira sebagian orang akan berhenti menolong, sebagian lagi akan terus berjalan, bukannya karena tidak peduli atau tidak kasihan, tapi dalam ketakutan kita tidak bisa mengontrol tindakan kita, bahwa seharusnyalah saya turun dan menolong orang itu dan mengobatinya dan sebagainya. Jadi ketakutan mengacaukan tindakan kita, sehingga kadang-kadang kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan kita atau nilai moral kita.

ET : Karena kadang-kadang situasinya menuntut kita untuk berpikir dengan segera Pak Paul, dihadapi atau lari. Jadi memang rasanya peluang untuk berpikirnya itu sudah kecil sekali.

PG : Betul, karena benar-benar dalam ketakutan yang terpenting adalah penyelamatan diri atau perlindungan diri termasuk perlindungan dari melihat hal-hal yang terlalu mengerikan itu. Nah, kaang-kadang ini membuat orang merasa bersalah kenapa saya tidak melakukan ini atau itu dan sebagainya.

Tapi masalahnya adalah dalam ketakutan kita tidak bisa mengontrol tindakan kita dengan tepat. Dan yang lainnya lagi adalah ketakutan membuat kita terpaku pada bahaya atau ancaman dan gagal melihat Tuhan atau sumber daya pribadi kita, benar-benar mata kita itu terpaku pada ancamannya dan kita luput melihat bahwa Tuhan bersama kita dan bisa menolong kita. Saya kira ini tindakan yang manusiawi, mungkin kita yang pernah nonton film Titanic masih mengingat, pada akhirnya orang-orang itu benar-benar hanya mencari keselamatan pribadi, karena air sudah masuk dan mereka harus keluar, tidak peduli lagi dengan sesama. Jadi saya kira itu yang sering terjadi pada kita sewaktu menghadapi ketakutan. Kita tidak lagi mengingat Tuhan, kita hanya melihat bahaya yang mengancam kita dan kita harus selamatkan diri kita. Kita juga kadang-kadang gagal melihat apa yang bisa kita lakukan, tidak bisa lagi saya harus lari, itu yang dilakukan oleh Elia. Dia gagal melihat Tuhan melepaskan dia dari ratusan nabi baal dia hanya melihat satu orang Izebel itu.
GS : Mungkin juga Elia merasa usahanya selama ini menjadi sia-sia Pak Paul karena dia sudah melakukan menurut dia yang terbaik tetapi dia diancam oleh seorang wanita lagi gitu lho. Kok hal itu terjadi pada saat dia kondisinya juga lelah dan lemah mungkin Pak Paul.

PG : Betul sekali pada saat itu rupanya Elia dalam kondisi yang lemah, maka dalam kondisi lemah mendengar ancaman seperti itu dia tidak bisa berpikir jernih dan langsung lari. Meskipun Izebe wanita, tetapi rupanya saat itu dikenal oleh orang-orang Israel bahwa yang berkuasa adalah Izebel bukan Ahab suaminya dan memang kita baca di kitab Raja-raja bahwa Ahab itu tunduk sekali pada Izebel dan yang berhati sangat jahat adalah Izebel.

Maka rupanya Elia bisa melihat jelas bahwa Ahab itu pionnya, ratunya adalah Izebel.
GS : Dalam hal ini apa yang Tuhan lakukan terhadap Elia Pak?

PG : Yang menarik sekali di sini adalah Tuhan tidak memarahi Elia, dalam semua interaksi Tuhan dan Elia setelah Elia lari, tidak ada satu kali pun Tuhan memarahi Elia, tidak ada. Jadi saya bsa menyimpulkan di sini, Tuhan tidak memarahi anak-anakNya yang mengalami ketakutan.

Nah, kita yang mempunyai anak atau yang berhubungan dengan anak-anak, kita mengetahui satu prinsip yaitu waktu anak ketakutan jangan dimarahi karena apa? Jelas sekali alasannya kalau kita memarahi anak yang sedang ketakutan, dia tidak mungkin melakukan yang kita minta itu dia makin tambah ketakutan. Dia tambah bingung, dia tambah panik, dia tambah menangis, tambah tidak bisa mengerjakan yang kita minta. Jadi prinsipnya anak dalam keadaan ketakutan, teduhkan, tenangkan jangan dimarahi. Ini yang dilakukan Tuhan kepada Elia begitu indah, Tuhan tahu yang dibutuhkan Elia bukanlah amarah Tuhan, Tuhan tahu Elia perlu pelukan dekapan, ketenangan dan itu yang Tuhan berikan kepada Elia.
GS : Walaupun mungkin saat itu Elia sudah siap untuk dimarahi Tuhan. Dia putus asa sampai dikatakan Tuhan mau marah silakan, begitu Pak Paul?

PG : Dan dia memang minta supaya dia mati.

ET : Ini akan lebih baik daripada dibunuh Izebel, lebih mudah mati dengan cara yang lain.

PG : Betul, yang lainnya adalah ini Pak Gunawan dan Ibu Esther, Tuhan menyediakan jalan keluar meski sementara misalnya memberi makan dan istirahat kepada Elia. Tuhan memberikan Elia makanansetelah itu memberikan Elia waktu untuk tidur.

Jadi Tuhan memberikan pertolongan-pertolongan kecil yang sebetulnya sangat bermakna, waktu kita dalam keadaan ketakutan. Kita mungkin pada saat ini belum menemukan jawabannya atau keluar dari masalah kita yang lebih besar, tapi dalam prosesnya Tuhan tidak meninggalkan kita, Dia tetap memberikan hal-hal yang seolah-olah kecil tapi sebetulnya bermakna, untuk mengatakan kepada kita bahwa dia tetap bersama kita.

ET : Menarik bagian itu, karena di tengah Elia minta roti, diberikan roti.

PG : Betul, diberikan roti dan tidur. Orang mungkin tidak terpikir kok itu yang diberikan Tuhan, bukannya Izebel tiba-tiba kena serangan jantung dan mati atau istananya ambruk, tapi yang dibrikan kok itu pertolongan yang sangat terbatas sebetulnya.

GS : Dan memang ada tugas yang mesti harus diselesaikan oleh Elia yang belum dikerjakan.

PG : Betul, dan makanya ada lagi yang Tuhan lakukan adalah Tuhan berdialog dan menguatkan Elia. Nah, apa yang Tuhan lakukan pada Elia, "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan Tuan."

Apa yang Tuhan lakukan? Tuhan mengajak Elia melihat Tuhan. Ini menarik sekali, "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan Tuhan," apa yang Tuhan coba lakukan di sini. Saya menyimpulkan Tuhan menguatkan Elia dengan cara memperlihatkan kuasaNya. Mula-mula Tuhan memberikan angin besar, kemudian Tuhan memberikan gempa dan terakhir Tuhan memberikan api. Waktu kita melihat angin besar, gempa dan api, tidak bisa tidak kita akan diingatkan akan yang namanya kuasa dan itu semua dari Tuhan. Tapi kita tahu akhirnya Tuhan berbicara kepada Elia melalui angin yang tenang, sepoi-sepoi. Jadi Tuhan perlu menunjukkan kuasa-Nya baru bercakap-cakap dengan Elia, tapi yang penting adalah Tuhan mengajak Elia kembali melihat Tuhan, itu yang paling penting.
GS : Kalau hal ini kita sedang menolong orang yang dalam ketakutan Pak Paul, apakah hal itu juga bisa kita lakukan?

PG : Saya kira tepat sekali Pak Gunawan, jadi dalam ketakutan orang cenderung tidak melihat Tuhan karena terlalu terfokus pada bahayanya atau ancaman itu. Kita mengajak dia kembali melihat Than, "ayo menatap Tuhan kembali, ayo kita berdoa, ayo kita berseru lagi kepada Tuhan, Tuhan ada dan Tuhan berkuasa makanya kita datang lagi kepada Dia."

Jadi saya kira itulah yang bisa kita berikan kepada orang yang sedang dalam ketakutan, mengajaknya kembali melihat Tuhan.
GS : Setelah makan dan istirahat, rupanya Elia juga kuat kembali, menjadi segar kembali terutama setelah berjumpa muka dengan Tuhan sendiri dan selanjutnya apa yang dilakukan oleh Tuhan?

PG : Tuhan menyediakan jalan keluar jangka panjang, karena istirahat itu jangka pendek, Tapi Tuhan juga memberikan jalan keluar jangka panjang. Nah, kita tahu kepada Musa Tuhan menyediakan Hrun sebagai pendamping dan penyambung lidahnya untuk berbicara kepada Firaun.

Kepada Elia Tuhan menyediakan, di Alkitab dikatakan 7000 orang percaya. Elia berpikir hanya tinggal dia sendirian yang masih menyembah kepada Allah, tapi ternyata Elia tidak tahu dengan jelas, Tuhan tahu ada 7000 orang percaya. Dan kemudian Tuhan meminta Elia mengurapi Hazael sebagai raja Aram yang baru, raja Aram berarti raja bangsa asing. Tapi raja Aram Hazael inilah yang akan membersihkan Israel, kemudian Tuhan meminta Elia mengurapi Yehu seorang tentara, seorang jenderal untuk menjadi raja Israel yang baru. Jadi sekali lagi Tuhan menyediakan jalan keluar untuk jangka panjang. Tuhan tidak membiarkan kita terus-menerus berada di dalam masalah kita.
GS : Tetapi Tuhan lakukan setelah Elia benar-benar siap untuk menerima tugas-tugas itu Pak?

PG : Betul, pada akhirnya Elia memang diberikan kekuatan setelah bertemu dengan Tuhan dan Tuhan tidak membiarkan Elia untuk tetap bersembunyi di atas gunung Horeb. Tuhan berkata kepada Elia ergilah, kembalilah ke jalanmu, artinya Tuhan meminta kembali, meminta kita kembali menghadapi ketakutan itu, kita tidak bisa terus-menerus lari kita harus hadapi.

GS : Ada suatu sikap Tuhan Yesus terhadap Petrus yang takut, sehingga Petrus menyangkali Tuhan Yesus. Hanya dengan pandanganNya, pandangan Tuhan Yesus kepada Petrus, Petrus menjadi sadar.

PG : Betul, Petrus sadar dan Petrus menangis, justru satu hal lagi yang indah adalah Petrus diingatkan Tuhan bukan sewaktu Tuhan memandang saja, tapi juga waktu Petrus mendengar kokokan ayam jadi sekali lagi kita melihat Tuhan memakai kokokan ayam untuk memberikan kembali kekuatan kepada Petrus dan membawa dia ke jalur Tuhan lagi.

(2) GS : Selama seseorang itu berada dalam kondisi ketakutan Pak Paul, apakah dia tidak bisa melihat atau mengingat atau menyadari akan pertolongan Tuhan yang pasti akan datang kepadanya?

PG : Sering kali kita dalam ketakutan meragukan, meragukan apakah akan ada pertolongan untuk kita, ini yang sering kali harus kita lawan. Sebab dalam keadaan takut kita memang bertanya-tanyaapakah masih memungkinkan orang menolong kita atau Tuhan menolong kita.

Keragu-raguan inilah yang sering kali digunakan oleh iblis untuk makin memperlemah iman kita. Maka dalam keadaan takut, yang harus kita lakukan ialah menatap Tuhan dan melihat Dia apa adanya bahwa Dia Allah yang berkuasa. Kalau Dia belum melakukan apa-apa ini bukan berarti Tuhan tidak berkuasa, Tuhan memang sedang menjalankan rencananNya dan rencanaNya itulah yang belum bisa kita ketahui dengan jelas.
GS : Padahal kita sebagai manusia sewaktu-waktu bisa dikuasai oleh rasa takut itu Pak Paul?

PG : Ya dan waktu rasa takut itu terlalu besar menimpa kita sering kali membuat kita lumpuh untuk sesat. Namun yang saya ingin ingatkan lagi adalah ini Pak Gunawan, kita tidak selalu kuat, aakalanya ketakutan melemahkan kita dan melumpuhkan kita, namun yang indah adalah ternyata Tuhan tidak mencampakkan kita waktu kita lemah dan takut.

Hamba-hamba Tuhan yang kita kenal kuat-kuat, pernah lemah, pernah takut. Sebelum Abraham berhasil mempersembahkan putranya Ishak, dia pernah takut, begitu takutnya sehingga dua kali tidak mau mengakui Sara sebagai istrinya untuk menyelamatkan jiwanya. Tapi Abraham yang pernah lemah juga akhirnya bisa kuat, tapi sekali lagi Abraham tidak langsung kuat, sehingga rela mempersembahkan putranya Ishak. Ada waktu-waktu dia pernah lemah dan Tuhan bersabar dengan Abraham, jadi itulah yang dilakukan Tuhan. Petrus juga sama, waktu Tuhan bertemu dengan Petrus, Tuhan tidak sekalipun memarahi Petrus setelah menyangkaliNya. Petrus hanya mendapatkan tiga pertanyaan, kemudian tugas yang Tuhan berikan adalah gembalakanlah domba-dombaKu, hanya itu saja, dan langsung Petrus menangis lagi. Jadi sekali lagi dalam ketakutan Tuhan tidak memarahi kita, Tuhan memeluk, Tuhan menguatkan.
GS : Itu adalah bagian anugerah Allah bagi kita Pak Paul?

PG : Betul, bahwa anugerah tampak jelas dalam ketakutan dan kelemahan kita.

GS : Dan berkali-kali memang Tuhan mengatakan melalui Alkitab: "Jangan kamu takut, jangan kamu takut." Karena memang dalam ketakutan itu kita menjadi panik dan tidak tahu, bahkan kadang-kadang kita malah lari menjauh dari Tuhan. Jadi terima kasih sekali Pak Paul, perbincangan kami kali ini pasti sangat bermanfaat bagi para pendengar kita. Dan saudara-saudara pendengar dimanapun Anda berada kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas kebersamaan Anda di dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santosa dari Lembaga Bina Keluarga Kristen mengundang Anda untuk terus mengikuti acara ini secara teratur pada radio kesayangan Anda. Dan bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan fasilitas e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan dan akhirnya dari studio, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda, sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.


Ringkasan:

1Raja-raja 19:1-3, "Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu. Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya." Elia begitu berani menghadapi 430 nabi baal beserta raja Ahab namun ketakutan menghadapi satu orang yang bernama Izebel. Ketakutan memang adalah sebuah reaksi terhadap ancaman yang nyata yang ada di hadapan kita. dan untuk melindungi atau menyelamatkan diri, kita akhirnya harus lari atau bersembunyi atau menangkisnya.

Pengaruh ketakutan dalam kehidupan kita sebagai manusia:

  1. Ketakutan membuat kita gagal berpikir dengan jernih, dalam keadaan takut yang terpikir hanyalah bagaimana kita dapat menyelamatkan diri. Elia masih mempunyai 24 jam, tapi begitu dia tahu dia tidak bisa berpikir dengan jernih, dia langsung lari.

  2. Ketakutan membuat kita gagal mengendalikan tindakan kita. Gagal mengontrol tindakan kita, sikap kita misalnya dalam ketakutan kita bisa-bisa berbuat hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepercayaan kita, dengan nilai-nilai keyakinan kita.

Yang Tuhan lakukan menghadapi anak-Nya yang ketakutan dalam hal ini Elia adalah:

  1. Tuhan tidak memarahi Elia, dalam semua interaksi Tuhan dan Elia setelah Elia lari, tidak ada satu kali pun Tuhan memarahi Elia. Jadi saya simpulkan Tuhan tidak memarahi anak-anaknya yang mengalami ketakutan. Kita sebagai orang tua mengetahui satu prinsip yaitu waktu anak ketakutan jangan dimarahi, teduhkan, tenangkan jangan dimarahi. Ini yang dilakukan Tuhan kepada Elia, Tuhan tahu yang dibutuhkan Elia bukan amarah, tapi Elia perlu dekapan, pelukan, ketenangan dan itu yang Tuhan berikan.

  2. Tuhan menyediakan jalan keluar meski sementara misalnya memberi makan dan istirahat kepada Elia. Jadi Tuhan memberikan pertolongan-pertolongan kecil yang sebetulnya sangat bermakna, waktu kita dalam keadaan ketakutan.

  3. Tuhan berdialog dan menguatkan Elia. "Kelualah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan Tuhan." Tuhan mengajak Elia melihat Tuhan. Tuhan menguatkan Elia dengan cara memperlihatkan kuasa-Nya.

  4. Tuhan menyediakan jalan keluar jangka panjang. Tuhan tidak membiarkan kita terus-menerus berada pada masalah kita.

Sering kali kita dalam ketakutan meragukan apakah akan ada pertolongan untuk kita, ini yang harus kita lawan. Sebab dalam keadaan takut kita memang bertanya-tanya apakah masih memungkinkan orang menolong kita atau Tuhan menolong kita. Keragu-raguan inilah yang seringkali digunakan iblis untuk makin memperlemah iman kita. Maka dalam keadaan takut yang kita harus lakukan ialah menatap Tuhan dan melihat Dia apa adanya bahwa Dia Allah yang berkuasa. Kalau Dia belum melakukan apa-apa ini bukan berarti Tuhan tidak berkuasaa, Tuhan sedang memang menjalankan rencana-Nya dan rencana-Nya itulah yang belum kita bisa tahu dengan jelas.


Questions:

GS : Pak Paul, banyak orang yang mengatakan kita sebagai manusia banyak kelemahannya, sebenarnya apa yang mau diungkapkan dari kata-kata seperti itu?

GS : Apakah ada bermacam-macam ketakutan Pak Paul di dalam diri manusia itu?

GS : Jadi itu semacam mekanisme pertahanan diri dari orang yang terancam seperti itu?

GS : Padahal itu bisa muncul setiap saat Pak.

GS : Karena keputusan itu biasanya diambil secara mendadak Pak Paul.

GS : Dan kadang-kadang tindakannya, kata-katanya itu sembarangan Pak Paul, yang biasa kita lakukan kalau kita sedang ketakutan.

GS : Mungkin juga Elia merasa usahanya selama ini menjadi sia-sia Pak Paul karena dia sudah melakukan menurut dia yang terbaik tetapi dia diancam oleh seorang wanita lagi gitu lho. Kok hal itu terjadi pada saat dia kondisinya juga lelah dan lemah mungkin Pak Paul.

GS : Dalam hal ini apa yang Tuhan lakukan terhadap Elia Pak?

GS : Walaupun mungkin saat itu Elia sudah siap untuk dimarahi Tuhan. Dia putus asa sampai dikatakan Tuhan mau marah silakan, begitu Pak Paul?

GS : Dan memang ada tugas yang mesti harus diselesaikan oleh Elia yang belum dikerjakan.

GS : Kalau hal ini kita sedang menolong orang yang dalam ketakutan Pak Paul, apakah hal itu juga bisa kita lakukan?

GS : Setelah makan dan istirahat, rupanya Elia juga kuat kembali, menjadi segar kembali terutama setelah berjumpa muka dengan Tuhan sendiri dan selanjutnya apa yang dilakukan oleh Tuhan?

GS : Tetapi Tuhan lakukan setelah Elia benar-benar siap untuk menerima tugas-tugas itu Pak?

GS : Ada suatu sikap Tuhan Yesus terhadap Petrus yang takut, sehingga Petrus menyangkali Tuhan Yesus. Hanya dengan pandanganNya, pandangan Tuhan Yesus kepada Petrus, Petrus menjadi sadar.

GS : Padahal kita sebagai manusia sewaktu-waktu bisa dikuasai oleh rasa takut itu Pak Paul?

GS : Itu adalah bagian anugerah Allah bagi kita Pak Paul?

GS : Dan berkali-kali memang Tuhan mengatakan melalui Alkitab: "Jangan kamu takut, jangan kamu takut." Karena memang dalam ketakutan itu kita menjadi panik dan tidak tahu, bahkan kadang-kadang kita malah lari menjauh dari Tuhan. Jadi terima kasih sekali Pak Paul, perbincangan kami kali ini pasti sangat bermanfaat bagi para pendengar kita. Dan saudara-saudara pendengar dimanapun Anda berada kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas kebersamaan Anda di dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santosa dari Lembaga Bina Keluarga Kristen mengundang Anda untuk terus mengikuti acara ini secara teratur pada radio kesayangan Anda. Dan bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan Anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan fasilitas e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan dan akhirnya dari studio, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda, sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.