Memperilah Pekerjaan
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 3175
MEMPERILAH PEKERJAAN
Bacaan:
Nats: "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (
Kemampuan untuk bekerja adalah suatu karunia yang luar biasa, tetapi apakah kita terlalu mengagungkannya? Dahulu, orang menyelesaikan tugasnya di kantor, tetapi sekarang mereka pun bekerja di rumah lewat e-mail dan telepon.
Dr. Dave Arnott, asisten profesor manajemen di Dallas Baptist University, mengatakan, "Saya tak tahu apakah saat ini pekerjaan telah menggantikan posisi keluarga dan masyarakat, atau sebaliknya, keluarga dan masyarakat menyerahkan posisinya pada pekerjaan. Namun, saya sadar gerakan seperti ini tengah berlangsung. Pekerjaan tampaknya menentukan jati diri seseorang." Kita cenderung menyamakan identitas kita dengan pekerjaan kita.
Pemimpin Families and Work Institute mengatakan, "Tingginya kesibukan Anda telah menjadi suatu kebanggaan ... dan menjadi simbol status," meskipun banyak orang mengeluhkan hal itu.
Memperilah pekerjaan bukanlah persoalan baru. Dalam perintah
pertama Allah berkata, "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku"
(
Apa pun pekerjaan kita, kita harus menempatkannya dengan cara pandang yang benar. Allah dan keluarga lebih penting daripada dedikasi kita terhadap pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu karunia, bukan alah yang lain. -- David McCasland
MELAINKAN APA YANG ANDA KERJAKAN DI SETIAP WAKTU
Bahan diambil dari:
Publikasi | : | e-RenunganHarian |
Edisi | : | 21 Februari 2003 | Arsip | : | http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/02/21/ |