Rasa Bersalah
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 2991
AYAT ALKITAB
LATAR BELAKANG
Rasa bersalah adalah suatu perasaan berdosa, bersalah atau gagal memenuhi standar hidup tertentu. Allah menciptakan di dalam kita suatu hati nurani, suatu kemampuan untuk menilai benar atau salahnya tindakan-tindakan moral kita. Ada dua jenis rasa bersalah: Rasa bersalah karena melakukan pelanggaran moral dan rasa bersalah karena sesuatu yang tidak jelas.
Pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan mengakibatkan rasa bersalah.
Ini adalah dosa. Karena orang yang berdosa tidak bersedia
menyelesaikan dosanya seperti yang Allah kehendaki agar dia
memperoleh kelepasan, akibatnya dia mengalami akibat-akibat buruk.
Adam dan Hawa di taman Eden adalah contoh terbaik tentang rasa
bersalah akibat pelanggaran dosa ini. Dosa (ketidaktaatan) mereka
menyebabkan rasa bersalah. Hubungan mereka dengan Allah putus;
mereka sadar tentang itu, lalu terjadilah keterasingan dan perasaan
tertuduh. Mereka lari dari Allah, berusaha menyembunyikan diri agar
mereka tidak usah menghadapi akibat-akibat tindakan mereka. Tentu
saja, Allah berhasil menemukan mereka. Mereka berusaha menyangkal
pertanggungjawaban mereka. Adam menyalahkan Hawa ("Perempuan yang
Kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu
kepadaku, maka kumakan."), dan Hawa menyalahkan ular ("Ular itu yang
memperdayakan aku, maka kumakan."). Mereka telah berusaha menutupi
keadaan mereka dengan membuat cawat dari daun pohon ara, tetapi
Allah mengepung mereka dengan pertanyaan: "Siapakah yang
memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang?" Allah memaksa
mereka untuk membereskan masalah rasa bersalah mereka. Korban
tebusan pun kemudian dibuat untuk dosa mereka, sebagai dasar dari
prinsip korban tebusan seterusnya (
Contoh lain tentang cara mengatasi masalah rasa bersalah karena
dosa ialah teguran terbuka Natan terhadap Daud yang telah melakukan
perzinahan dan pembunuhan. Teguran terbuka itu mengakibatkan
pertobatan dan pengakuan (
Rasa bersalah yang tidak disebabkan oleh dosa, biasanya berhubungan
dengan gangguan emosional yang berasal dari pengalaman-pengalaman
negatif, khususnya di masa kecil. Bahkan, orang Kristen yang sudah
memiliki keyakinan bahwa Allah telah mengampuni mereka dan bahwa
mereka adalah anak-anak-Nya pun, masih bisa mengalami "rasa
bersalah" yang keliru ini. Orang yang demikian biasanya memiliki
citra diri yang rendah, selalu merasa kurang (tidak pernah benar dan
tak mampu), menderita depresi, dan sebagainya. Mereka tidak pernah
bebas dari rasa bersalah ini, walaupun mereka mencarinya, persis
seperti Esau yang "tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki
kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata"
(
Orang yang tertindih oleh rasa bersalah yang keliru ini, sering diikuti oleh beberapa ciri yang rumit seperti berikut:
- Depresi yang dalam akibat terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
- Rasa letih dan sakit kepala yang kronis, atau penyakit- penyakit lainnya.
- Penyangkalan diri ekstrim sampai ke bentuk penghukuman diri.
- Merasa terus-menerus diawasi dan dikritik orang lain.
- Terus mengkritik dosa dan kekurangan orang lain.
- Karena menanamkan sikap kalah, dia akan benar-benar tenggelam dalam dosa yang lebih dalam, supaya mengalami perasaan bersalah yang lebih hebat.
--------------------------Kutipan----------------------------------- Menurut Billy Graham: "Rasa bersalah adalah suatu masalah yang sangat rumit. Hati nurani manusia sering di luar jangkauan psikiater. Dengan segala teknik yang dimilikinya, dia tidak mampu mengukur kerusakan nurani manusia ataupun kedalamannya. Terlepas sendiri di bawah gerogotan hati yang bersalah dan tertekan oleh beban dosa yang berat, manusia tidak berdaya. Tetapi di mana manusia gagal, di sana Allah berhasil." ----------------------Kutipan_Selesai-------------------------------
STRATEGI BIMBINGAN
Untuk yang non-Kristen:
Tawarkan harapan baginya dengan menegaskan bahwa Allah memperhatikan setiap masalah yang dimilikinya. Allah bukan saja bisa mengampuni, melainkan juga mampu menghapuskan dosa dan rasa bersalah kita.
Jangan sedikit pun memaafkan atau meringankan dosa-dosa yang diungkapkannya. Di dalam setiap kita, ada ketidaktaatan dan kelakuan berdosa yang harus dibereskan menurut cara Allah, yaitu pengakuan dosa. Kita tidak akan pernah menemukan penyelesaian terhadap rasa bersalah, jika kita berusaha menutup-nutupi dosa. "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (
Amsal 28:13 )Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Jelaskan "Damai dengan Allah" [["Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang non- Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; CD-SABDA: Topik 17750]].
Tegaskan bahwa kebebasan dari rasa bersalah, sudah terhisap dalam karya penebusan Salib Kristus, tetapi dia harus mempercayai Dia untuk menyucikannya.
Dorong dia untuk membaca dan mempelajari Alkitab, mulai dengan Injil. Tawarkan "Hidup dalam Kristus" [["Hidup dalam Kristus" -- Traktat yang berisi pelajaran-pelajaran dasar tentang prinsip memulai Kehidupan Kristen (dari LPMI/PPA); CD-SABDA: Topik 17453]] yang akan menolongnya memulai penyelidikan Alkitab.
Anjurkan dia untuk mengembangkan kebiasaan doa tiap hari. Sampai di sini, dia dapat mengakui dosa-dosanya, meminta pengampunan dan penyucian. Dia harus mensyukuri Allah yang telah mengangkat dosa dan rasa bersalahnya, sambil mengingat-ingat bahwa dosa-dosa kita telah diangkat-Nya.
Anjurkan dia untuk mencari suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan dan terlibat di dalamnya. Di sana dia dapat bersekutu, mendengar dan mempelajari Firman secara teratur dengan sesama Kristen lainnya.
Berdoalah bersamanya agar dia memperoleh kelepasan dan damai di hatinya. "Dialah damai sejahtera kita" (
Efesus 2:14 ).Jika orang yang Anda layani masih tidak mampu menanggapi apa yang Anda saksikan tentang Kristus, dan terus saja bergumul dengan rasa bersalahnya, anjurkan dia untuk menemui pendeta yang akan memberinya bantuan lebih lanjut. Mungkin, ada saatnya dia akan mampu memberi respon. Berikan kesan tentang pentingnya mengambil inisiatif menemui pendeta.
Untuk yang Kristen: Jika dia seorang Kristen yang kembali mengalami gangguan rasa bersalah, jelaskan hal-hal berikut:
Yakinkan dia tentang kasih dan pengampunan Allah. Dia dapat menyucibersihkan rasa bersalah! Jika Allah telah mengampuni, dia harus belajar mengampuni diri sendiri. Seorang Kristen memiliki hak untuk menuntut kebenaran yang dinyatakan dalam
1Yohanes 1:9 . Kristus Juruselamat kita, menghapuskan segala dosa kita -- baik yang di masa lampau, masa kini maupun nanti -- melalui karya sempurna-Nya di salib.Anjurkan dia untuk membaca, mempelajari, dan merenungkan bagian- bagian Firman seperti
Mazmur 103:1-6 , 51:1-19;Yesaya 53:1-12 ; danYohanes 18:1-40 ; 19:1-42. Mintalah dia mencatat supaya kelak, dia dapat membaca dan mempelajari sendiri bagian-bagian Firman tadi. Dia bisa memiliki keyakinan bahwa kelepasan dari rasa bersalah akan dialaminya, bila dia menyambut korban Kristus dan janji pengampunan serta penyucian-Nya.Anjurkan dia untuk berdoa secara jelas dan setia, meminta "suatu hati nurani yang bersih di hadapan Allah dan manusia" (
Kisah Para Rasul 24:16 ). Dia harus terus berdoa, sampai damai dialaminya.Usulkan dia menghubungi pendeta yang dapat melayaninya lebih lanjut.