Transformasi di Hari Paskah
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 2905
Pernah ada seorang pendeta yang setelah kembali dari kunjungannya ke Palestina, mempunyai visi yang indah. Ia melihat betapa indahnya tanah di mana Yesus dulu pernah hidup dan berjalan di atasnya. Pengalaman tersebut membangun iman dan rohaninya, khususnya tatkala ia mengunjungi Taman Getsemani, di mana Yesus bergumul dalam doa menerima "cawan pahit" dari Sang Bapa; Bukit Golgota, tempat Yesus disalibkan; dan kubur kosong yang secara tradisi diakui sebagai bekas kuburan Yesus di tengah taman yang sangat indah dengan berbagai macam tanaman tropikal. Ia merasa bila setiap orang Kristen dapat mengunjungi taman tersebut pasti rohani mereka pun dapat dibangun. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak sanggup dan mampu ke sana?
Oleh karena itu ia terdorong untuk membangun taman yang serupa di tempat asalnya, Covington, di Kentucky. Dengan demikian orang-orang yang tidak mempunyai kesempatan ke Palestina, dapat pula mempunyai pengalaman yang sama bila mengunjungi taman yang akan dibangunnya itu. Ia lalu mencari dan membeli sebidang tanah. Berbagai tumbuhan dan pohon-pohonan dari 24 negara tropis didatangkan dan ditanamnya di taman tersebut. Sebuah gubuk tukang kayu dibangunnya dan dilengkapi dengan peralatan dari Nazaret. Sebuah replika dari kubur yang kosong ditempatkannya pada salah satu sudut taman tersebut untuk menciptakan suasana Paskah. Sebuah patung Yesus yang besar yang seolah-olah sedang mengawasi seluruh taman tersebut didirikannya di tanah yang lebih tinggi dan dapat terlihat dari kejauhan sehingga menambah semaraknya taman tersebut. Akhirnya setelah bersusah payah selama 21 tahun, diresmikan dan dibukalah taman tersebut untuk umum dengan nama "Taman Harapan" (The Garden of Hope).
Namun sayang sekali "Taman Harapan" tersebut segera menjadi "taman yang mengecewakan". Tumbuhan dan pohon-pohon tropikal yang tidak dapat hidup di iklim yang berbeda menjadi layu dan mati. Yang lebih mengenaskan lagi ialah taman tersebut tidak sanggup menarik banyak pengunjung sehingga mengalami kesulitan finansial dan dinyatakan pailit (bankrupt). Taman tersebut akhirnya tidak terpelihara, berbagai tumbuhan liar tumbuh di sana dan patung Yesus harus dipindahkan entah kemana (disadur dari Christianity Today, 6 April 1992, hal. 20).
Kekecewaan akibat kegagalan "Taman Harapan" tersebut, adalah juga
lukisan kekecewaan murid-murid Yesus yang mengikuti-Nya dengan penuh
harapan. Pengharapan tersebut terlihat dengan sangat jelas apabila
kita memperhatikan percakapan kedua murid Tuhan yang sedang berjalan
dari Yerusalem menuju Emmaus pada petang hari pada waktu kebangkitan
Tuhan. Perhatikan apa yang dikatakan oleh salah seorang di antara
mereka: "Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah (Yesus dari
Nazaret) yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi
sementara itu telah lewat tiga hari sejak semuanya itu terjadi
(Penyaliban Kristus). Beberapa rekan kami mengatakan bahwa mereka
menemukan kubur-Nya kosong namun mereka tidak melihat-Nya!"
(Ringkasan:
Bukankah demikian pula dengan kebanyakan kita? Tatkala pertama kali mengenal Kristus, kita mengikut Dia dengan penuh harapan. Namun setelah sekian lama harapan itu belum juga menjadi kenyataan lalu timbullah berbagai keraguan dan pertanyaan dalam hati kita: "Kalau sungguh Ia Tuhan, mengapa nasib saya tidak berubah? Jikalau Ia sungguh bangkit dari kematian, mengapa nasibku begini-begini saja? Jika memang Ia hidup, mengapa Ia berdiam diri saja? Bila Ia Anak Allah, mengapa Ia tidak bertindak membelaku? Apa gunanya aku terus mengikut Dia? Hidup terasa hampa, tanpa harapan!"
Apakah harapan Anda terhadap Tuhan telah pudar, seperti pudarnya
penglihatan kedua murid itu yang tidak melihat Tuhan yang bangkit
dan berjalan di sisi mereka? Mengapa itu bisa terjadi? Seperti
murid-murid Tuhan, kita merasa hidup kita hampa dan tanpa
pengharapan karena kita semua seperti mereka, hanya terpaku pada
kubur yang kosong, itulah sebabnya hati kita pun kosong! Hati kita
hanya tertuju pada perkara-perkara lahiriah, hal-hal yang kelihatan.
Itu sebabnya kepada mereka yang terheran-heran melihat kubur yang
kosong para malaikat memerintah: "... segeralah pergi dan katakanlah
kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati
..." (
Dari kutipan-kutipan di atas jelas sekali kehendak Tuhan, supaya
kita pergi memberitakan bahwa Tuhan sudah bangkit! Hanya dengan
mengalihkan perspektif kita, maka kita akan mengalami transformasi,
pembentukan kembali harapan kita terhadap Kristus dan hidup ini.
Kubur yang kosong itu masih dan tetap kosong, demikian pula "Taman
Harapan" itu, yang mungkin sekarang telah menjadi hutan. Oleh karena
itu kita harus mengalihkan pandangan kita pada tempat yang jauh
lebih tinggi. Tempat di mana Kristus sekarang berada, yaitu di
sebelah kanan Allah Bapa di surga (
Dengan memandang ke surga, kita akan menemukan harapan baru sehingga terjadi transformasi dalam hati dan hidup kita. Kecemasan dan kekecewaan berubah menjadi keberanian dan kesukacitaan untuk bukan saja mengubah arah hidup kita tetapi juga dunia di mana kita ditempatkan oleh Tuhan. Arah hidup kita bukan lagi tertuju pada diri sendiri tetapi kepada orang lain yang belum mengenal Kristus, supaya kita pergi memberitahukan bahwa Kristus sudah bangkit dan mengalahkan dosa serta maut. Semoga terjadi transformasi dalam hidup Anda di Hari Paskah ini. Selamat Paskah!