Renungan Ibu: Nilai yang kekal
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 2582
Matius 4:4
Seperti biasanya, setiap pagi saya mengantar anak saya yang masih TK ke sekolahnya. Karena terburu-buru, dia duduk di sebelah saya dengan masih memegang roti sarapannya yang belum habis dimakan. Terlintas dalam pikiran saya untuk mengingatkannya akan salah satu ucapan Tuhan Yesus dalam Matius 4:4. Sementara dia menikmati roti di tangannya, saya bercerita bahwa Tuhan Yesus pernah mengatakan sesuatu yang penting buat anak-anakNya, yaitu bahwa hidup ini tidak hanya membutuhkan roti. Yang lebih penting adalah mengerti dan melakukan firman Tuhan sejak masih kecil. Selama beberapa waktu selanjutnya, kami terlibat dalam pembicaraan tentang hal di atas sampai kami tiba di sekolahnya.
Peristiwa di atas terjadi beberapa bulan yang lalu. Namun, akhir-akhir ini ayat di atas terlintas kembali di dalam pikiran saya dan saya merasa terdorong untuk menceritakannya kepada anak-anak. Di tengah-tengah berbagai krisis yang terjadi di negara ini, khususnya krisis ekonomi, nilai-nilai apakah yang sebenarnya bisa diajarkan kepada anak-anak kita? Bisa jadi banyak di antara kita menjadi gamang karena ketidakpastian yang ada. Demi menghadapi semuanya itu, ada pula yang mulai dengan bijaksana mengadakan reformasi bagi segala bentuk pola hidup dan rencana untuk masa depan. Namun bila kita mulai memikirkan tentang anak-anak kita dan menyisihkan waktu untuk mereka, bekal apakah yang akan kita berikan bagi mereka untuk menghadapi dunia ini dan masa depan mereka? Dengan kepastian apakah mereka akan bertumbuh, mempunyai keyakinan diri yang baik, memandang masa depan dengan pengharapan dan menyandarkan hidup mereka?
Perkataan Tuhan Yesus di atas menyadarkan kita bahwa ada suatu nilai yang lebih, yang stabil dan bahkan yang kekal sifatnya yang dapat diberikan kepada anak-anak kita. Dari sekian banyak nilai yang kita jadikan patokan di dalam kehidupan ini, sepertinya inilah saat yang tepat bagi kita untuk benar-benar memilah-milah di antara nilai-nilai yang ada, manakah nilai yang lebih, yang stabil dan kekal yang dapat menjadi pijakan dan bekal yang pasti bagi anak-anak kita. Ada banyak nilai yang ditawarkan: materialisme, prestise, heroik, kesuksesan. Apakah kita akan memilih salah satu dari semuanya itu, ataukah kita akan memilih nilai-nilai firman Tuhan yang membawa manusia berdosa kembali kepada Allah Bapa di surga? Inilah saat yang tepat bagi kita untuk menentukan, melangkah dan memberikan kepada anak-anak kita nilai yang memberi mereka hidup yang sejati. Doa kita, biarlah seluruh malaikat di surga bersorak memuji Allah karena ada anak-anak yang berada di dalam rumah orang-orang yang mengasihi Tuhan berseru, "Tuhan Yesus, Sang Roti Hidup, tinggallah selamanya dalam hatiku, dan jadilah Tuhan dalam hidupku." Amin.
- Ev. Ayny L Susanto, STh 
EUNIKE
Buletin Pendidikan Iman Anak
Edisi 11
Januari - Maret 1998