Pertanyaan Mengenai Pasangan Hidup
Sumber: artikel_c3i
Id Topik: 2579
 
Pertanyaan:
Sebagai orang Kristen, apakah dibenarkan memunyai pasangan hidup yang berbeda agamanya ?
Jawaban dari Yohanes Santosa:
Saya akan menjawab dari segi iman Kristen dulu.
Mungkin lebih tepat jika Anda bertanya, Apakah boleh orang yang
beriman pada Kristus kawin dengan orang yang berbeda imannya?
 
Hemat saya, sebaiknya tidak.
 
Orang yang percaya kepada Kristus, sudah dimerdekakan dari
perhambaan dosa dan barangsiapa yang percaya pada Dia tidak
binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
 
Yesus Kristus berkata, "Jadikan semua bangsa murid-Ku."
 
Sebelum memasuki pernikahan, apakah orang tadi punya keyakinan
akan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya satu-satunya?
Agama tidak menyelamatkan. Yang menyelamatkan adalah iman
kita kepada Yesus Kristus.
Sekarang, misalnya berpacaran atau jatuh cinta pada orang yang
beda imannya, yang tidak percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juru Selamat, memang tidak ada yang melarang orang itu, karena
selalu ada kehendak bebas dari Tuhan untuk memilih yang jahat atau
yang baik dan yang sesuai dengan kehendak-Nya atau bukan.
 
Rumah tangga yang baik harus dimulai dengan komitmen berdasar
pada iman yang benar. Jika si doi memang sayang, lebih baik katakan
prinsip iman dulu. Yesus juga pernah mengatakan beritakan sampai
ke ujung dunia. Ujung dunia itu mana? Ujung dunia adalah tempat kita
berpijak. Kita harus mengabarkan kabar kesukaan ini kepada orang-orang
yang paling dekat dengan kita. Ayah, ibu, saudara-saudara, kekasih, dan juga
kelak anak-anak. Tinggal kita mau pilih mana? Yesus atau hanya sekadar
perasaan cinta yang bisa memudar jika tidak dilandaskan pada iman.
Kadar cinta dari seseorang diukur dari iman kita kepada Yesus.
Karena Yesus adalah kasih.
Pertanyaan:
Apakah hanya karena kita berbeda agama maka kita tidak dapat dipersatukan dalam suatu perkawinan yang sah baik secara agama dan hukum?????
Jawaban dari Yohanes Santosa:
Harap dibedakan antara agama dan iman.
Agama dibuat oleh manusia, tapi iman itu internal, dari diri kita sendiri.
Hemat saya, banyak gereja yang mau mengawinkan dengan sah orang
yang berbeda agama, tapi lebih banyak yang tidak.
Gereja Roma Katolik malah menganggap perkawinan itu tidak ada, jika
dilakukan oleh orang Katolik dengan orang yang beragama lain selain
Kristen. Orang Kristen pun secara hukum jika kawin dengan orang Katolik,
dianggap oleh Gereja RK tidak licid [tidak layak].
 
Jawabnya sebenarnya ada pada diri sendiri yang bersandar pada kebenaran firman Allah.
 
Biar kita kawin sah secara gereja atau secara hukum, tapi jika iman
kita berbeda, bagaimana hati nurani kita. Sudahkan ia [kekasih]
diselamatkan? Sudahkah juga kita diselamatkan?
 
Walau agama sama yaitu Kristen, tapi kalau cuma Kristen
KTP [kristen tanpa pertobatan] juga sama saja dengan perkawinan
antara orang yang berbeda agama.
 
Hemat saya: pertobatan dan kesadaran akan iman kepada Yesus
harus dipupuk dulu sebelum memasuki bahtera rumah tangga.
Pertanyaan:
Bagaimana bila seorang cewek mempunyai calon pasangan hidup yang lebih
muda, mengingat sekarang lagi ngetrend???? Apakah setelah menikah, tidak
akan mempengaruhi psikologis si cewek misalnya merasa diri sendiri tua dan
sudah tidak menarik lagi, sedangkan si suami masih muda dan cakep lagi???
Jawaban dari Yohanes Santosa:
Secara biologis maupun secara kejiwaan tidak ada masalah. Secara biologis malah saya pernah membaca majalah yang mengatakan yang serasi itu jika umur wanita lebih tua 8 tahun dari laki-laki.
 
Secara psikis juga tergantung pada EQ dari masing-masing pasangan. Dan, EQ tidak tergantung dari umur.
 
Walaupun umurnya serasi, wajahnya serasi, bakatnya serasi dan boleh dikatakan pasangan yang ideal, jika tidak diikuti dengan kedewasaaan pribadi nantinya juga akan menjumpai banyak halangan.
Nah, ini sekadar pendapat lho.
 
Salam hangat,
Yohanes Santosa.