BETA
Kepanikan
Sumber: telaga
Id Topik: 1986

Abstrak:

Kepanikan dapat dialami oleh semua orang dan kepanikan ini dibedakan menjadi 2 yakni : Kepanikan yang bersifat umum, adalah kepanikan yang mempunyai landasan faktanya, seperti sedang menghadapi bencana dan kepanikan yang menjadi gangguan klinis atau menjadi penyakit. Semuanya itu mempunyai banyak penyebab.

Transkrip:

Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun anda berada. Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso dari Lembaga Bina Keluarga Kristen dan kali ini saya bersama Ibu Ester Tjahja, kami akan berbincang-bincang dengan Bp. Pdt.Dr.Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling serta dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang. Perbincangan kami kali ini tentang "Kepanikan". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.


GS : Pak Paul di dalam keseharian kita khususnya akhir-akhir ini kita sering melihat orang yang panik. Sebenarnya apa kepanikan itu?

PG : Kepanikan dapat kita bagi dalam dua jenis. Kepanikan yang lebih umum adalah kepanikan yang mempunyai landasan faktanya. Misalkan sekarang kita mudah panik, karena kita pernah mengalamibencana, misalkan gempa bumi; itu sangat menggoncangkan ketenteraman jiwa kita, sehingga mulai dari saat itu kita selalu diserang kepanikan kalau kita mendengar suara atau mendengar orang berteriak-teriak dan lain sebagainya.

Dengan kata lain itu adalah kepanikan yang muncul sebagai reaksi logis terhadap sesuatu yang memang menimbulkan kepanikan. Tapi yang menjadi masalah sering kali bukan tipe yang ini, sebab tipe ini adalah bagian alamiah dari kehidupan manusia. Yang kedua adalah kepanikan yang menjadi gangguan klinis atau menjadi penyakit. Di dalam ilmu jiwa ini disebut gangguan kecemasan "anxiety disorder" dan salah satu cirinya memang serangan-serangan kepanikan yang membuat orang itu tiba-tiba sangat ketakutan, tidak bisa konsentrasi, jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin dan adakalanya ada yang bisa menjadi sangat lemas, tubuhnya seperti lumpuh tidak bisa berbuat apa-apa. Dan dalam kasus yang sangat parah orang yang terkena serangan kepanikan ini merasa dia benar-benar di ambang maut, tinggal sejengkal lagi dia akan benar-benar menghembuskan nafas terakhirnya. Nah untuk kasus seperti ini memang kita tidak lagi menyebutnya reaksi alamiah. Ini adalah sesuatu yang menjadi penyakit atau gangguan klinis. Bisa datang kapan saja, bisa pagi, bisa siang, tapi celakanya seringnya gangguan ini kalau datang atau menyerangnya di waktu malam. Jadi orang sedang tidur tiba-tiba terbangun dan terkena serangan ini, nah itu sangat mengganggu. Karena sedang dalam suasana melek saja di siang hari kemudian kita terkena gangguan seperti ini akan sangat mengganggu, apalagi kalau kita sedang tidur pulas tiba-tiba kita terbangun karena kita menjadi sangat panik sekali, nah itu luar biasa menakutkan. Ada sebagian orang yang memang akhirnya harus didiagnosis dengan gangguan kecemasan seperti ini.
GS : Ini bisa menyerang orang dewasa saja atau juga anak-anak atau bagaimana, Pak?

PG : Biasanya gejala ini muncul tatkala seseorang sudah mulai remaja dan di atasnya. Jarang sekali kita melihat gangguan ini terjadi pada anak-anak kecil. Tapi setelah anak ini remaja mulaiah gangguan ini menampakkan dirinya.

ET : Karena tadi Pak Paul mengatakan bahwa itu seperti sebuah serangan, apakah memang harus ada sesuatu yang terjadi yang membuat mereka mengalami kepanikan itu; yang membedakan dengan kepaikan pertama yang Pak Paul gambarkan tadi.

PG : Memang Ibu Esther kalau kita membicarakan mengenai kepanikan, kita harus melihat sebuah gangguan yang mempunyai banyak dimensi alias penyebabnya itu tidak mudah kita tunjuk. Memang bis disebabkan oleh sejumlah faktor misalkan yang pertama, ada gangguan kelainan jantung mycroba collabs itu gangguan kelep atau katup jantung yang kadang-kadang itu bisa melahirkan gangguan kecemasan.

Katup jantung orang yang menderita gangguan ini memang kadang-kadang terbuka tanpa seharusnya terbuka tapi terbuka sehingga darah itu mengalir dengan sangat cepat. Akibatnya jantung itu tiba-tiba dipompa bekerja dengan sangat cepat, nah orang itu langsung terkena serangan kepanikan. Jadi sesuatu yang sangat bersifat biologis, tidak ada sama sekali kaitannya dengan kejiwaan, jadi serangan kecemasan itu sesungguhnya merupakan akibat dari masalah kelainan jantung itu. Sebagian orang yang didiagnosis mengalami gangguan kecemasan ternyata memang memiliki kelainan jantung seperti ini. Tapi ada sebagian lain lagi mereka ini tidak mempunyai kelainan, jantung mereka sehat seperti orang lain tapi mereka pernah mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat buruk, yang meninggalkan trauma yang sangat dalam, dalam jiwa mereka. Yaitu orang-orang yang masa kecilnya harus hidup dalam ketakutan. Misalnya papa-mama berkelahi di tengah malam sehingga mereka terjaga karena mendengar teriakan dari orangtua yang sedang berkelahi atau waktu berkelahi mereka menggunakan cara-cara yang sangat keras, sangat sadis, agresif, saling memukul. Ada yang misalnya mengejar istrinya, mau membunuh istrinya, nah hal-hal seperti itu jika disaksikan oleh seorang anak di usia yang masih dini, umumnya akan meninggalkan bekas trauma. Nah bekas trauma ini menjadi bahan munculnya serangan-serangan kepanikan di masa anak akil baliq. Sering kali serangan ini muncul dengan tiba-tiba, benar-benar tidak ada penyebabnya. Kalau ada penyebabnya itu lebih gampang, karena dia akan lebih tahu. "O.......kalau saya menghadapi situasi ini maka saya akan mengalami serangan kepanikan, malangnya serangan kepanikan itu muncul sering kali tanpa ada penyebab atau pencetusnya. Karena dalam kasus yang baru saja kita bahas ini memang dia menyimpan trauma, ketakutan-ketakutan di bawah sadarnya. Sekali-sekali seperti gunung meletus dari bawah sadar, trauma ini tiba-tiba keluar menyerangnya, ketakutan-ketakutan ini tiba-tiba masuk benar-benar melanda dan menguasainya. Dan reaksi dari tubuhnya adalah kepanikan itu. Jantungnya menjadi sangat berdebar-debar ketakutan, nafasnya tersengal-sengal.
GS : Tetapi kepanikan itu sendiri bukankah bisa menular, orang di sekitarnya menjadi ikut panik kalau melihat orang yang panik itu?

PG : Tidak bisa tidak Pak Gunawan, karena kepanikan memang melahirkan kepanikan. Orang yang disekitarnya tatkala melihat orang diserang oleh kepanikan ikut-ikutan kaget. Tapi yakinlah bahwasi penderita kepanikan yang pertama itu jauh lebih menderita bahwa kepanikan yang dialaminya itu sungguh-sungguh parah dan yang lainnya ikut panik karena melihat dia panik.

GS : Ada orang yang begitu rentan sehingga mudah panik, tetapi ada orang yang mempunyai daya tahan sehingga dia tidak mudah panik, sebenarnya apa yang membedakan Pak Paul?

PG : Salah satu perbedaannya adalah ada orang-orang yang memang dilahirkan dengan jantung yang sangat kuat, ini memang ada pengaruhnya. Jadi jantung yang kuat, tidak mudah berdetak dan biasnya berdetaknyapun jauh lebih perlahan.

Sedangkan kalau jantung kita agak lemah, sedikit-sedikit jantung kita itu berdebar-debar karena sensitif sekali sehingga bereaksi cepat terhadap ketegangan yang dialaminya. Nah otomatis orang yang memiliki jantung lemah cenderung lebih mudah panik, dibandingkan orang yang memiliki jantung yang lebih kuat. Karena reaksi fisiologis atau reaksi tubuhnya itu tidak membuat dia panik, jantungnya tetap bisa berdetak dengan teratur meskipun ketegangan sedang dihadapinya.
GS : Kalau kita sebagai orang yang cukup dekat dengan orang yang suka panik itu, apa sebenarnya yang bisa kita lakukan?

PG : Pertama kita memang harus meminta, orang yang sering diserang oleh kepanikan untuk mempunyai kehidupan yang berimbang. Tadi saya sudah singgung, kepanikan itu bisa muncul dari berbagaisebab dan sering kali tidak ada pencetusnya namun kehidupan yang tidak berimbang memperburuk atau memperbesar kemungkinan kita terserang kepanikan.

Maksud saya begini, jikalau kita kurang tidur, tubuh kita tidak terlalu sehat, jantung kita menjadi tidak terlalu kuat menahan ketegangan. Berarti kalau ada sesuatu yang terjadi reaksi kita akan lebih kuat, kita menjadi lebih panik. Kalau kita hidup berimbang, tidur cukup, istirahat cukup, makan cukup bergizi dan sebagainya, maka kalaupun ada ketegangan yang harus kita hadapi kita lebih bisa mengatasinya. Kedua orang yang memang menyadari dia memiliki kepanikan atau mempunyai gangguan kepanikan dia mesti berolahraga dengan teratur, jadi benar-benar dia harus berusaha keras menyehatkan jantungnya. Sebab apapun yang terjadi dalam kepanikan, organ tubuh yang paling terpengaruh adalah jantung, jadi jantung itulah yang harus dijaga, jangan terlalu gemuk, jangan makan makanan yang terlalu berminyak, berlemak yang berlebihan, nah benar-benar menjaga jantung untuk sehat. Karena kalaupun dia mengalami kepanikan asal jantungnya sehat, jantung itu sendiri tidak akan terpengaruhi seburuk kalau jantung itu memang lemah.

ET : Jadi masih bisa panik, Pak?

PG : Tetap masih bisa panik, tapi derajatnya lebih bisa tertahan kalau jantung itu jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Dan yang ketiga adalah meskipun pencetusnya itu sering kali tidak bis teridentifikasi atau kita kenali, tiba-tiba kita terkena serangan kepanikan, namun kalau kepanikan kita setelah kita selidiki bersumber dari trauma-trauma masa lampau yang pernah kita alami, kita bisa mengenali situasi-situasi yang pada akhirnya akan melahirkan serangan kepanikan.

Yaitu segala sesuatu yang membuat kita bingung atau tegang, kalau tak bisa kita selesaikan dengan tuntas sering kali dalam hitungan jam atau paling tidak sehari dua hari akan termanifestasi dalam bentuk serangan kepanikan. Meskipun kaitannya itu seolah-olah tak terlihat, sebab kita kemarin rasanya tidak terlalu tegang, rasanya kemarin kita menghadapi situasi itu dengan kepala dingin kita bisa menghadapinya. Tapi kalau kita mempunyai sejarah kepanikan seperti itu berhati-hatilah meskipun kita anggap tidak apa-apa, sungguh-sungguh kita harus bertanya tidak apa-apa atau memang apa-apa. Tapi kita mau menenangkan diri dan berkata tidak apa-apa. Nah lebih baik kita berkata memang apa-apa, memang ini cukup menegangkan kita dan lebih baik kita akui kemudian yang kita lakukan adalah berbicara, mengeluarkan, mendiskusikannya. Karena waktu kita mengeluarkannya dengan ucapan-ucapan kita, itu akan menolong mengeluarkan ketegangan yang sudah mulai mengendap ke dalam jiwa kita, sehingga nantinya tidak menimbulkan serangan kepanikan. Jadi kalau kita sudah mulai bisa mengenali situasi-situasi yang menegangkan dan sebagainya, kita dapat juga menghindar dari kemungkinan terkena serangan kepanikan. Yang terakhir kalau kita itu memang terlalu sering terkena serangan kepanikan dan tidak ada penyebab biologisnya seperti tadi yang saya sebut ada kelaianan jantung, jadi benar-benar ini gangguan kejiwaan, tapi sering kali kita terkena. Daripada terganggu seperti itu saya sarankan datanglah menemui seorang psikiater, agar menerima bantuan medis, ada obat-obat anti kecemasan yang dapat dikonsumsi untuk menolong menahan serangan kepanikan itu.

ET : Rasanya itu erat kaitannya dengan kepribadian seseorang, Pak Paul. Saya melihat seseorang yang rasanya segala sesuatu harus dalam kendali, begitu dia tidak mampu mengendalikan, lepas dri kontrolnya itu dia langsung menjadi panik, seolah-olah dunia ini bisa runtuh dalam waktu singkat.

PG : Betul sekali, jadi memang ada keterkaitan yang erat antara kepribadian yang ibu Esther sebutkan dengan kepanikan, walaupun sebetulnya kita juga bisa berkata dia menjadi seperti itu suk mengontrol, menguasai, mengendalikan keadaan, karena dia memang mudah panik.

Nah orang yang mudah panik untuk bisa menenangkan dirinya dia harus menguasai keadaan di sekitarnya, dia harus mencegah orang-orang itu panik atau membuat dia itu panik. Jadi sekali lagi pemulanya sebetulnya adalah kepanikannya dulu, karena dia memang tidak kuat, dia sering panik, dia mudah sekali cemas maka akhirnya dia membuat hidupnya itu tertuju pada satu sasaran yaitu bagaimana menenangkan situasi, sehingga dia menjadi orang yang seperti itu. Tidak suka dengan keributan, tidak suka dengan ide-ide yang terlalu cepat dikeluarkan, tidak suka dengan perubahan-perubahan yang mendadak, semua itu harus dia kendalikan. Tapi sebetulnya itu merupakan upaya untuk memberikan ketenangan.
GS : Ada orang yang mudah panik, dan pada saat panik dia membunyikan musik secara keras, katanya itu bisa menolong.

PG : Memang bisa menolong meskipun tidak untuk semua orang, tapi prinsip yang terkandung dalam metode itu adalah musik yang keras itu dengan kuat mengambil alih atau mengalihkan fokusnya dai kepanikan kepada musik itu.

Jadi memang mengalihkan perhatian atau fokus perhatian itu bisa membantu.
GS : Kalau untuk hal-hal yang kecil orang itu panik, bagaimana kita bisa menolong. Misalnya kunci yang hilang, dia bisa panik luar biasa dan satu rumah ikut bingung.

PG : OK! Mungkin sebelum kita langsung menolongnya kita mesti mencari tahu dulu penyebabnya, kenapa dia menjadi orang yang seperti itu. Misalkan dia seorang anak tertua dan sejak kecil ditutut untuk bertanggung jawab.

Kalau ada yang tidak beres, dia yang harus mempertanggungjawabkannya dan rupanya kalau sampai dia ditemukan bersalah, hukumannya cukup berat. Sehingga sejak kecil dia akhirnya terbiasa untuk memastikan semua itu bisa dilihatnya dan bisa diaturnya dan semua berjalan sesuai dengan rencananya. Kalau memang itu penyebabnya maka yang bisa kita lakukan untuk menolongnya adalah kita mengingatkannya bahwa "Kalaupun engkau kehilangan kunci itu atau apapun, tidak ada yang memarahimu seperti dulu lagi. Kamu sekarang telah menjadi orang yang bebas, kamu tidak lagi di bawah ancaman hukuman, jadi tidak apa-apa. Apakah saya pernah marah karena kamu kehilangan ini dan itu, tidak bukan? Jadi kamu tidak perlu takut." Nah mungkin hal ini didengar satu kali tidak cukup, mesti berkali-kali. Dan dia mengalami, waktu dia kehilangan pasangannya atau orang rumahnya tidak bereaksi dan bisa menerimanya. Lama-kelamaan dia makin percaya bahwa "Ya....ya...tidak apa-apa kok," dengan dia percaya bahwa tidak apa-apa dia kehilangan, dia makin lebih santai. Dengan dia lebih santai justru dia lebih bisa mengingat ke mana barang itu atau di mana barang itu ditaruhnya.

ET : Dan apakah kepanikan itu menurun, berdasarkan genetik?

PG : Saya kira ya, jadi untuk kasus-kasus tertentu di mana tidak ada faktor-faktor kejiwaan, masalah trauma-trauma yang tadi saya sudah singgung, saya kira ya. Secara biologis kita bisa mewrisi ciri-ciri khas dari orangtua kita.

Dan ini yang kita bicarakan adalah jantung, kalau seseorang mempunyai reaksi yang peka sekali, jantungnya mudah sekali berdebar. Kemungkinan salah satu anaknya akan mewarisi itu dan menjadi seperti dia, peka sekali terhadap ketegangan, ada apa-apa sudah langsung dadanya tidak enak, tubuhnya tidak enak, semuanya tidak enak sebab itu memang warisan dari orangtua. Jadi benar-benar ini bersifat biologis, makanya tadi saya singgung adanya kejiwaan dan biologis.

ET : Tapi saya menjadi ingat dengan kasus yang sebaliknya, saya pernah bertemu dengan beberapa orangtua yang memang cenderung mudah panik tapi mempunyai anak yang sangat lambat, sepertinya idak bisa meresponi kepanikan orangtuanya dan itu membuat orangtuanya jengkel.

Orangtuanya ini maunya buru-buru, semua dalam kendali sehingga kalau tidak, dia menjadi panik. Misalnya anak mau berangkat sekolah harus beberapa lama sebelumnya berangkat supaya tidak terlambat, PR harus beberapa lama sebelumnya sudah dikerjakan, jadi semua harus dalam kendali, sementara anak itu lambat, tenang. Jadi akhirnya mamanya semakin panik.

PG : Bisa ada dua kemungkinan Ibu Esther, kemungkinan pertama adalah si anak itu memang mewarisi ketenangan dan kelambanan dari pihak orangtua yang satunya, bisa jadi si anak mewarisi ciri-iri khas dari misalnya papanya yang lebih tenang.

Tapi bisa juga yang terjadi adalah si anak itu mungkin saja tidak terlalu mewarisi sikap tenang dari papanya tapi dia memang memberi reaksi terhadap kepanikan mamanya. Sebab mama itu membuat dia panik, terus membuat dia itu harus lebih cepat, tergesa-gesa dan dia tidak suka. Karena dia tidak suka dibuat panik jadi dia melawan sikap mamanya itu, justru dia melawan dengan kebalikannya. Sebab dengan dia melawan dia menjadi tidak panik, kalau dia ikut-ikutan panik karena mamanya suruh cepat, dia menjadi panik dan dia tidak suka. Nah untuk membuat dia tidak panik yang dia lakukan adalah melakukan kebalikan dari yang mamanya minta.

ET : Tetapi ketidakpanikkannya tidak bisa menular ke mama karena mamanya justru makin panik.

PG : Betul sekali, karena dianggap anaknya kok tidak cepat seperti yang dia minta.

GS : Kalau kepanikan itu bersifat massal misalnya karena gempa bumi, kebakaran dan sebagainya, itu sifatnya menetap atau sementara?

PG : Tergantung masing-masing orang Pak Gunawan, karena kalau orang itu pernah mengalami trauma lebih dari sekali itu tambah mengentalkan ketakutan, tambah mengakarkan ketakutan bahwa ini aan terjadi lagi dan lebih sering terjadi dalam hidupnya.

Jadi memang ada orang yang terkena bencana berkali-kali, tidak harus bencana alam menjadi lebih panik karena terlalu sering terkena. Tapi sebetulnya kalau ini hanya terjadi sekali, trauma atau pun bencana seperti ini, pada umumnya orang itu akan bisa keluar dari kepanikannya kalau memang sebelumnya dia tidak pernah mengalaminya. Karena ini hanya terjadi sekali dan menimpa semua orang bukan hanya kita. Pada umumnya setelah melewati fase-fase ketakutan, kaget dan sebagainya pada umumnya nantinya kita bisa keluar dari kepanikan.
GS : Itu tergantung juga dengan lingkungannya, kalau lingkungannya menunjang dia akan lebih cepat pulih dari rasa paniknya.

PG : Betul sekali, kalau memang lingkungannya menunjang memang dia akan bisa lebih cepat keluar, karena dia tahu dia mendapatkan dukungan dan kasih sayang dari orang-orang. Kalau dia tidak endapatkan dukungan itu dan dia harus melewati sendirian tentu beban yang ditanggungnya akan lebih berat.

GS : Tetapi orang yang sedang panik, kemampuan atau energinya itu bisa berlipat-lipat?

PG : Karena ingin melepaskan diri dari bahaya jadi dalam keadaan panik kita berusaha sekeras-kerasnya melepaskan diri dari ancaman yang begitu dekat. Biasanya itulah yang melahirkan energi ang kuat, energi melawan bahaya.

GS : Kadang-kadang berita-berita yang tidak mesti benar sifatnya isu itu juga bisa membuat orang panik, kadang-kadang menyerbu bank untuk menarik dana di bank secara beramai-ramai, itu kelihatan tambah panik, uangnya mau di simpan di mana tidak tahu, nah ini pengaruh apa Pak?

PG : Saya kira pada dasarnya kita memang ingin hidup tenang dan untuk hidup tenang kita memerlukan kepastian, meski kita tahu tidak ada yang pasti di dunia ini tapi secara relatif kita mest tahu bahwa kalau kita menaruh uang kita di bank, uang kita tetap ada di bank dan tidak akan hilang.

Maka waktu sesuatu terjadi seperti yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu, tiba-tiba bank ditutup dan sebagainya, pengalaman itu umumnya meninggalkan bekas pada diri kita semua, bahwa ini pernah terjadi sekali, dan kemungkinannya terjadi ada. Meskipun kita mendapatkan jaminan tidak akan begitu dan sebagainya tapi ternyata pernah terjadi sekali, sedikit banyak sudah mengkoyak rasa percaya kita. Dan kepastian itu sekarang tiba-tiba tidak lagi menjadi sepasti dulu. Itu sebabnya kalau kita perhatikan sekarang ini mudah sekali masyarakat bereaksi terhadap kepanikan. Karena sesuatu pernah terjadi 7, 8 tahun yang lalu, yang meninggalkan bekas dalam jiwa kita semua.
GS : Kepanikan bisa melanda siapa saja, termasuk orang beriman pun suatu saat bisa panik. Di dalam hal ini apa yang firman Tuhan sampaikan?

PG : Saya hanya ingin bacakan dari ayat yang pendek sekali dari Matius 6:34, "...Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Banyak penyebab kepanikan dan tidak semuanya bia kita usir dengan mudah.

Tapi untuk kepanikan yang lebih umum saya kira firman Tuhan ini bisa kita pegang, bisa kita terapkan dalam hidup kita. Sering kali kita panik karena kita ingin memastikan dan Tuhan berkata: "Jangan, satu hari punya urusan itulah yang kita hadapi. Besok akan ada lagi urusan yang lain dan di setiap hari Tuhan hadir, kalau hari ini Tuhan hadir besok Dia akan hadir juga untuk bersama-sama dengan kita menghadapi hari yang baru.
GS : Memang sering kali apa yang kita khawatirkan sehingga menimbulkan kepanikan itu justru tidak terjadi, Pak Paul.

PG : Betul sekali.

GS : Terima kasih untuk perbincangan ini, para pendengar sekalian, kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bp.Pdt.Dr.Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang "Kepanikan". Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini, silakan menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK Jl. Cimanuk 58 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@indo.net.id kami juga mengundang Anda untuk mengunjungi situs kami di www.telaga.org Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan. Akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.


Ringkasan:

Kepanikan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:

  1. Kepanikan yang bersifat umum, adalah kepanikan yang mempunyai landasan faktanya. Misalkan, kita sekarang mudah panik karena kita pernah mengalami bencana, misalnya gempa bumi; itu sangat menggoncangkan ketenteraman jiwa, kalau kita mendengar suara orang berteriak-teriak. Dengan kata lain itu adalah kepanikan yang muncul sebagai reaksi logis terhadap sesuatu yang memang menimbulkan kepanikan. Tipe ini adalah bagian alamiah dari kehidupan manusia.
  2. Kepanikan yang menjadi gangguan klinis atau menjadi penyakit. Di dalam ilmu jiwa ini disebut kecemasan "anxiety disorder", salah satu cirinya adalah tiba-tiba sangat takut, tidak bisa berkonsentrasi, jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin dan adakalanya ada yang bisa menjadi sangat lemas, tubuhnya seperti lumpuh tidak bisa berbuat apa-apa. Dan dalam kasus yang sangat parah orang yang terkena serangan kepanikan ini merasa dia benar-benar di ambang maut, tinggal sejengkal lagi dia akan benar-benar menghembuskan nafas terakhirnya.

Gangguan ini mempunyai banyak dimensi alias penyebabnya tidak mudah kita tunjuk. Memang bisa disebabkan oleh sejumlah faktor misalkan:

  • Ada gangguan kelainan jantung mycroba collabs, yaitu gangguan kelep atau katup jantung yang kadang-kadang bisa melahirkan gangguan kecemasan.
  • Orang yang pernah mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat buruk dan meninggalkan trauma yang sangat dalam. Yaitu orang-orang yang masa kecilnya harus hidup dalam ketakutan. Misalkan orangtua berkelahi di tengah malam sehingga mereka terjaga karena mendengar teriakan dari orangtua yang sedang berkelahi. Atau waktu berkelahi mereka menggunakan cara-cara yang sangat keras dan sadis. Bekas trauma ini menjadi bahan munculnya serangan-serangan kepanikan di masa anak akil baliq.

Saran yang bisa kita berikan:

  • Kita harus meminta orang yang sering diserang oleh kepanikan untuk mempunyai kehidupan yang berimbang. Kepanikan bisa muncul dari berbagai sebab dan sering kali tidak ada pencetusnya, namun kehidupan yang tidak berimbang memperburuk atau memperbesar kemungkinan terserang kepanikan.
  • Orang yang mempunyai gangguan kepanikan mesti berolahraga dengan teratur, jadi benar-benar dia harus berusaha keras menyehatkan jantungnya. Sebab apapun yang terjadi dalam kepanikan, organ tubuh yang paling terpengaruh adalah jantung.
  • Segala sesuatu yang membuat kita bingung atau tegang, lebih baik kita akui kemudian yang kita lakukan adalah berbicara, mengeluarkannya dan mendiskusikannya.
  • Kalau memang terlalu sering terkena serangan kepanikan dan tidak ada penyebab biologisnya dan benar-benar ini gangguan kejiwaan, disarankan untuk datang menemui seorang psikiater, agar menerima bantuan medis, karena akan ada obat-obat anti kecemasan yang dapat dikonsumsi untuk menolong menahan serangan kepanikan itu.

Firman Tuhan: "...Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Matius 6:34 Banyak penyebab kepanikan dan tidak semuanya bisa kita usir dengan mudah. Tapi untuk kepanikan yang lebih umum saya kira firman Tuhan ini bisa kita pegang, bisa kita terapkan dalam hidup kita.


Questions: