BETA
Segitiga Cinta
Sumber: telaga
Id Topik: 1157

Abstrak:

Segitiga cinta yang masing-masing sudutnya kita beri nama keintiman, nafsu, dan komitmen ternyata bisa menghasilkan 7 jenis hubungan antara lain rasa suka, cinta kosong, tergila-gila, cinta karib/persahabatan, cinta bodoh, cinta romantis dan cinta sempurna. Simaklah penjelasan masing-masing secara rinci, silakan menikmati.

Transkrip:

Saudara-Saudara pendengar yang kami kasihi, di mana pun Anda berada. Anda kembali bersama kami dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga), acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen atau LBKK bekerjasama dengan radio kesayangan Anda ini. Saya Hendra akan berbincang-bincang dengan Bapak Penginjil Sindunata Kurniawan,M.K., beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling keluarga. Perbincangan kami kali ini tentang “Segitiga Cinta". Kami percaya acara ini pasti bermanfaat bagi kita sekalian dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.

H : Pak Sindu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan segitiga cinta yang menjadi tema kali ini, Pak ?

SK : Di dalam kita memahami cinta, kita bisa tertolong dengan penjelasan yang dibuat oleh seorang ahli yang bernama Bp. Robert Stainberg, penjelasan Stainberg ini disebut dengan model segitiga cinta. Disebut model segitiga cinta karena model ini menggambarkan bahwa cinta memiliki tiga komponen dasar yaitu keintiman, nafsu dan komitmen.

H : Lalu apa saja maksud dari komponen tersebut ?

SK : Yang pertama adalah keintiman atau bahasa Inggrisnya adalah ‘intimacy’ yaitu komponen afektif atau komponen emosi perasaan, yaitu kedekatan yang dirasakan oleh dua orang dan sekaligus merupakan kekuatan dari ikatan yang menahan bersama hubungan itu. Itu yang pertama. Komponen yang kedua adalah nafsu, terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ‘passion’ adalah komponen yang bersifat lahiriah atau biologis yaitu dorongan untuk mendekat, menyatu atau memuaskan dorongan seksual. Komponen yang ketiga dari segitiga cinta ini adalah komitmen yaitu mewakili komponen kognitif atau komponen pertimbangan dan pikiran. Yaitu pertimbangan untuk mengambil keputusan mencintai, pertimbangan untuk mengambil keputusan ingin bersama dengan seseorang yang kemudian mereka mengikatkan diri dalam hubungan yang resmi serta memertahankan hubungan itu, itulah yang disebut dengan komitmen. Jadi kalau digambarkan, itu terjadi sebuah segitiga dimana ketiga komponen tadi keintiman, nafsu dan komitmen mewakili tiga sudut dari segitiga itu, maka lahirlah istilah segitiga cinta.

H : Menarik sekali bahwa disini Robert Stainberg menguraikan cinta menjadi bagian-bagian yang dapat dipisahkan, sesuatu yang tidak pernah muncul di pikiran saya, selama ini berpikir bahwa berbicara tentang cinta bersifat tunggal dan sekaligus tidak dapat dijelaskan.

SK : Memang penguraian dari Robert Stainberg ini menarik bagi kita semua yaitu merupakan sebuah pengamatan yang jeli, jadi Stainberg ini mengamati dengan jeli dan dia begitu bisa membantu kita untuk memahami apa itu cinta, bukankah bicara tentang cinta itu sesuatu yang melekat dalam hidup kita sebagai manusia, tapi sisi yang lain cinta itu terasa seperti misteri yaitu dekat, di satu sisi dekat, tapi sisi lain juga terasa tidak mudah atau bahkan cukup sulit untuk kita bisa menjelaskan apa itu cinta.

H : Dari tiga komponen cinta, apakah memunculkan pemahaman lain tentang cinta itu sendiri ?

SK : Benar Pak Hendra, dari segitiga cinta yang terdiri dari tiga komponen tadi yaitu keintiman, nafsu dan komitmen maka memunculkan tujuh jenis hubungan.

H : Menarik sekali, apa saja itu Pak Sindu ?

SK : Untuk menjelaskan ini coba saya ajak kita bisa membayangkan dalam benak kita, dalam pikiran kita ada sebuah segitiga dengan tiga sudutnya masing-masing. Coba bayangkan dalam benak kita segitiga itu memunyai tiga sudut yaitu sudut keintiman, sudut komitmen, sudut nafsu. Saya akan jelaskan lebih dulu jenis hubungan yang berada di masing-masing sudut segitiga tadi. Yang pertama yaitu adalah sudut keintiman, yakni yang dimaksud adalah adanya hubungan yang hanya memiliki komponen keintiman saja. Jadi disini tanpa ada unsur nafsu tanpa ada unsur komitmen, hanya keintiman saja. Hubungan yang hanya diwarnai dengan komponen keintiman ini disebut rasa suka atau dalam bahasa Inggris ‘Liking’. Jadi dalam hubungan yang bernama rasa suka ini bisa terjadi pertemanan antar dua orang, tapi pertemanan ini tidak ada sama sekali daya tarik seksual atau dorongan seksual. Juga tidak ada komitmen jangka panjang. Jadi ada rasa suka, rasa ingin dekat, ada rasa intim secara emosional tapi tanpa daya tarik seksual atau komitmen jangka panjang. Jadi hubungan pertemanan semacam ini sewaktu-waktu bisa ditinggalkan atau dihentikan karena memang tanpa komitmen.

H : Saya melihat jenis hubungan yang pertama ini yang disebut sebagai rasa suka, umum kita jalani dalam keseharian kita dalam hubungan pertemanan ?

SK : Tepat. Kita dalam keseharian bisa berteman baik dengan rekan yang sejenis maupun lawan jenis, bisa merasa dekat tanpa sedikit pun diwarnai ketertaikan seksual, namun setelah jangka waktu tertentu mungkin tiga bulan, enam bulan, satu tahun, pertemanan itu bisa terhenti atau terputuskan. Mungkin hubungan pertemanan itu putus karena pindah sekolah, melanjutkan ke jenjang SMA yang berbeda, satunya di sekolah yang ini dan teman yang lain di sekolah yang berbeda. Jadi akhirnya hubungan pertemanan itu terputuskan atau pindah pekerjaan, atau mungkin bahkan pindah kota atau mungkin juga hubungan pertemanan itu bisa putus karena ada konflik yang terasa tidak nyaman sehingga kita jadinya tidak mau ngobrol dan dekat dengan dia dan lebih baik putus saja hubungan itu. Itulah hubungan pertemanan yang tadi diistilahkan ada rasa suka dan hanya memiliki unsur keintiman saja, unsur keintiman emosional.

H : Kemudian bagaimana dengan sudut hubungan komitmen ?

SK : Jenis hubungan yang kedua yaitu memang berada di sudut komitmen yaitu hubungan yang hanya memiliki komponen komitmen saja, namanya adalah cinta kosong, ‘empty love’. Jadi di sini ada keputusan, ada komitmen, aku mau memertahankan hubungan ini, aku mau mencintai orang lain tapi hanya keputusan saja, keputusan yang bersifat pikiran kognitif saja tanpa sama sekali unsur keintiman emosional, tanpa keinginan ada rasa dekat, juga tanpa unsur ‘passion’ atau nafsu atau daya tarik seksual. Jadi dapat dikatakan ini cinta kosong artinya bentuk hubungan yang berjalan bisa langgeng karena unsurnya komitmen tapi kering secara emosional, maka ini diibaratkan seperti amplop tanpa surat.

H : Kalau boleh saya tambahkan seperti lagu tanpa melodi atau seperti rekening bank tanpa sesenpun rupiah di dalamnya.

SK : Tepat. Jadi ini satu kondisi yang ironis, ibaratnya kita mendapatkan amplop tanpa surat, lagu tanpa melodi, rekening bank tanpa sesenpun rupiah. Itu memang sesuatu yang ironis, makanya disebut cinta yang kosong yaitu cinta yang hanya punya satu unsur, komitmen saja.

H : Jenis hubungan yang ketiga itu bagaimana, Pak Sindu ?

SK : Jenis hubungan yang ketiga berada di sudut nafsu yaitu hubungan yang hanya memiliki nafsu saja, istilahnya dalam bahasa Inggris ‘infatuation’ kalau dalam bahasa Indonesia tergila-gila, cinta nafsu yaitu hubungan yang semata-mata digerakkan oleh daya tarik seksual atau dorongan seksual, hubungan yang penuh dengan gairah seksual dan hanya mengejar pemuasan seksual saja. Jadi disini memang yang disebut tergila-gila, cinta nafsu memang tidak ada sama sekali keintiman emosional, kedekatan secara emosi tidak ada. Tidak ada juga komitmen, sehingga dalam hubungan sejenis ini perasaan orang bisa merasa kosong, orang bisa akhirnya merasa dimanfaatkan, orang hanya ingin tubuhku saja, aku merasa diperalat, orang juga bisa merasa dikhianati dan samasekali merasa aku tidak dikasihi dan hanya dimanfaatkan, itu jenis hubungan ketiga cinta nafsu atau tergila-gila.

H : Terasa berbeda-beda sekali hubungan yang hanya memiliki satu komponen, baik itu komponen keintiman saja, komitmen saja, atau nafsu saja. Bagaimana dengan jenis-jenis hubungan yang lainnya, Pak Sindu ?

SK : Sekarang kita akan melihat jenis hubungan yang keempat, jenis hubungan yang keempat dan seterusnya merupakan gabungan dari dua komponen, tadi satu komponen dari tiga hubungan yang tadi. Sekarang mulai dari hubungan yang keempat kita akan melihat jenis hubungan yang merupakan gabungan dua komponen dari tiga komponen cinta. Jadi dalam hal ini, kita akan melihat jenis hubungan yang keempat yaitu yang berada, coba sekali lagi kita bayangkan gambar segitiga di benak kita, sekarang kita perhatikan sisi segitiga yang di antara sudut keintiman dan sudut komitmen. Jadi di sisi itu, garis dari segitiga itu. Jadi hubungan jenis keempat ini adalah hubungan yang memiliki gabungan antara komponen keintiman dan komponen komitmen, disebut cinta karib atau cinta persahabatan. Hubungan ini merupakan pertemanan yang bersifat jangka panjang karena memang ada komponen komitmen tidak hanya komponen keintiman, tetapi tidak ada komponen daya tarik atau dorongan seksual, jadi kembali dua komponen keintiman dan komitmen. Maka dalam hal ini kita bisa melihat berbeda dengan jenis hubungan yang hanya memiliki komponen keintiman yang namanya rasa suka tadi, kalau rasa suka tidak ada komitmen jadi hubungan pertemanan bisa sewaktu-waktu putus dengan gampangnya, tapi ini berbeda; cinta karib atau cinta persahabatan ada keintiman emosional tapi ada komitmen, sehingga hubungan ini lebih bersifat terpelihara dan langgeng.

H : Dan juga berbeda dengan ‘empty love’ tadi. Kalau saya renungkan sebenarnya inilah yang terjadi pada umumnya hubungan persahabatan baik di antara sesama pria atau pria dengan wanita sekalipun bukan hubungan sebagai sepasang kekasih atau pasangan hidup, bagaimana Pak ?

SK : Saya sependapat dengan yang diamati oleh Pak Hendra. Jadi memang yang selama ini dalam keseharian kita, kita satu dengan yang namanya persahabatan. Jadi namanya persahabatan levelnya itu lebih mendalam daripada pertemanan dan memang pada dasarnya persahabatan itu dihubungkan, diikatkan atau dieratkan oleh yang namanya cinta karib atau cinta persahabatan dimana ada komponen keintiman, ada komponen komitmen didalam hubungan persahabatan tersebut. Jadi komponen komitmen inilah yang membuat sekali pun pindah kota, sekali pun ada konflik yang cukup berat, hubungan tersebut tidak mudah diputuskan karena ada komitmen, sementara yang tanpa komitmen begitu sudah merasa bosan merasa sedikit tidak cocok maka ditinggalkan dan itulah yang tadi disebut pertemanan namanya rasa suka.

H : Pak Sindu, kalau cinta karib atau cinta persahabatan ini adalah jenis hubungan yang keempat lantas bagaimana jenis hubungan yang kelima ?

SK : Jenis hubungan yang kelima, coba kita bayangkan, itu berada di satu garis sisi segitiga di antara sudut komitmen dan sudut nafsu. Jadi jenis hubungan ini memunyai gabungan komponen nafsu dan komponen komitmen, namanya cinta bodoh atau cinta tanpa pengenalan.

H : Unik juga disebut cinta bodoh, ternyata memang ada yang disebut cinta bodoh, ternyata cinta juga membutuhkan pendidikan, supaya tidak disebut cinta bodoh.

SK : Gambaran yang tepat. Jadi yang disebut pendidikan oleh Pak Hendra adalah pengenalan yang membuat lahirnya keintiman emosional, komponen keintiman disini. Jadi jenis hubungan ini bisa terjadi pada pria dan wanita yang setelah bertemu hanya beberapa kali dan belum begitu mengenal, tetapi sudah melakukan hubungan seksual dan kemudian menikah. Dan setelah menikah masing-masing pun rupanya merasa tidak perlu meningkatkan mutu kehidupan pernikahan mereka, tidak ada dialog dari hati ke hati. Jadi adanya komitmen memertahankan hubungan semata-mata hanya berdasarkan nafsu atau ketertarikan seksual, tetapi tidak ada keintiman emosional yang berkembang.

H : Karena itulah disebut cinta bodoh. Jenis hubungan yang berikutnya, apa Pak Sindu ?

SK : Jenis hubungan yang keenam berada di sisi segitiga di antara titik sudut nafsu dan titik sudut keintiman. Jadi jenis hubungan ini memiliki gabungan komponen keintiman dan komponen nafsu, disebut dengan cinta romantis.

H : Kenapa disebut cinta romantis ?

SK : Disebut romantis, seperti biasanya kita membayangkan cinta romantis, apa yang dibayangkan Pak Hendra jika berbicara tentang romantis ?

H : Saya membayangkan ‘candle light’, malam yang remang-remang. Apa seperti itu ?

SK : Tepat sekali, itu suasana yang disebut suasana romantis, kenapa ? Karena memang itu menggambarkan suatu keintiman emosional, ada satu kedekatan secara emosional, kangen atau rindu, tapi sisi yang lain ternyata bukan hanya rasa kangen dan rindu, tapi ada unsur ‘passion’, gairah seksual, ketertarikan seksual, cantik, ganteng dan kemudian ada dorongan untuk bersentuhan secara fisik dan itulah yang disebut dengan cinta romantis. Yang disebut romantisme memiliki dua komponen, jadi kembali komponen keintiman emosional dan komponen ketertarikan atau dorongan seksual.

H : Tapi minus komitmen.

SK : Tentu demikian, jadi rupanya yang disebut cinta romantis itu memang bukan satu cinta yang sempurna. Jadi penjelasan Robert Stainberg ini ternyata bukan cinta yang sempurna, karena justru unsur komitmennya belum ada.

H : Kalau saya boleh menduga yang sempurna itu hubungan yang ketujuh ?

SK : Tepat. Tadi kita sudah memerhatikan jenis hubungan yang pertama, kedua dan ketiga di masing-masing sudut segitiga, kemudian jenis yang keempat, kelima dan keenam itu di masing-masing sisi dari segitiga cinta tadi. Sementara jenis hubungan yang terakhir atau yang ketujuh itu berada di dalam segitiga itu tepatnya di tengah-tengah segitiga. Jadi kita bisa bayangkan jenis hubungan ini memiliki gabungan komponen ketiga-tiganya, baik itu komponen keintiman, komponen nafsu, komponen komitmen. Ketiga-tiganya ada pada jenis hubungan yang ketujuh ini dan inilah yang tadi Pak Hendra sebut sebagai cinta sempurna atau saya bisa bahasakan yang lain yaitu cinta yang lengkap, jadi bukan ‘pahe’ atau paket hemat tapi ini paket ‘all in’, semua ada dan inilah sebenarnya bentuk cinta yang ideal, sekalipun kenyataannya tidak mudah untuk dicapai.

H : Kenapa tidak mudah dicapai, Pak Sindu ?

SK : Memang sebagaimana kita bisa alami dan mengamati orang lain, cinta itu memang bukan barang statis, bukan barang mati bukan barang yang bersifat menetap. Cinta itu adalah unsur yang ada di dalam jiwa kita. Jadi didalam hal ini kita bisa pahami yang namanya cinta manusia itu bisa berubah-ubah oleh berbagai situasi, sehingga memiliki cinta yang mengandung tiga komponen tadi itu secara bersama-sama memang bisa dicapai. Jadi kita memang bisa memiliki cinta yang lengkap, cinta yang sempurna tadi yang memiliki baik ada unsur keintiman, emosional, ada unsur nafsu dorongan ketertarikan seksual memiliki unsur komitmen, tapi satu sisi juga rentan dengan perubahan yang terjadi oleh karena perubahan waktu, perubahan kondisi, seperti itu Pak Hendra.

H : Apakah Bapak bisa memberikan contoh konkretnya misalnya dalam kehidupan atau relasi percintaan atau suami istri ?

SK : Bisa. Jadi sebagaimana itu yang umum banyak terjadi apalagi di jaman sekarang suami istri umumnya mengawali pernikahan mereka itu didominasi, lebih dikuasai dengan jenis hubungan yang disebut cinta romantik, ingin dekat, ingin berbulan madu, kemudian setelah bulan madu kemudian ingin bulan madunya diperpanjang, tidak ingin segera punya anak, sering keluar bersama itu cinta romantis. Tapi mungkin sejalan dengan proses belajar akhirnya berkembang. Kita butuh komitmen dan tidak boleh gampang tertarik pada pria yang lain, pada wanita yang lain, kalau kita mau pernikahan bertumbuh kita juga harus ada unsur komitmen, setia satu sama lain. Berjauhan kota karena pekerjaan, tidak akan berhubungan dengan wanita lain jadi tetap dengan istri, tetap dengan suaminya muncullah cinta lengkap. Tetapi sejalan dengan usia maka sangat umum gairah seksual antara suami dan istri itu bisa makin menurun, akhirnya beralih menjadi cinta persahabatan, cinta karib dimana unsur ketertarikan dorongan seksual mulai mengendor, yang lebih ada adalah hubungan yang berdasarkan keintiman emosional dan komitmen, akhirnya muncul di masa lansia lebih pada suasana cinta karib dan itu memang normal.

H : Jadi apakah boleh saya simpulkan cinta yang sempurna ini suatu saat nanti karena pengaruh usia bisa luntur juga ?

SK : Ya, terutama memang di unsur dorongan seksual, unsur ketertarikan hasrat seksual itu. Jadi lebih diwarnai dengan jenis cinta persahabatan atau cinta karib tadi.

H : Tapi kalau dua sudut yang lain cukup kuat dapat menunjang meskipun ada faktor usia yang memengaruhi penurunan pada kemampuan seksual seseorang.

SK : Tapi yang saya katakan itu bukan berarti semua demikian, ada suami-suami atau istri-istri yang sekalipun usia semakin bertambah, tapi minat mereka secara seksual satu sama lain sama-sama baik, jadi tetap ada yang memiliki warna yang tetap kuat dari sisi dorongan atau ketertarikan hasrat seksual itu, jadi kita tidak bisa menyamaratakan.

H : Intinya tiga komponen itu harus diperhatikan, dimiliki dan dipelihara keseimbangannya, begitu Pak Sindu ?

SK : Sedapat-dapatnya memang demikian, terutama kembali unsur komitmen dan juga saya pertimbangkan unsur kedekatan keintiman emosional, itu juga penting.

H : Kalau semua penjabaran tadi adalah pendapat dari Stainberg, bagaimana pandangan Alkitab tentang cinta segitiga ini ?

SK : Dalam hal ini Pak Hendra, saya mau mengambil bagian firman Tuhan dari Amsal 1:5, “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan". Dari firman Tuhan ini kita bisa menarik bahwa kalau kita mau menjadi orang yang semakin bijak atau berhikmat, menjadi orang yang semakin memiliki kematangan, kita perlu belajar dan kita perlu mengenali relung-relung kehidupan ini termasuk cinta. Jadi ketika kita belajar dari seorang ahli yang bernama Stainberg kita sudah mengenali 7 jenis hubungan cinta, maka dengan memahami kita bisa belajar semakin bijak, bahwa mencintai itu bukan sekadar mengikuti dorongan hati tapi butuh memelihara, memerhatikan dari tiga unsur ini, terutama bagi suami istri dimana unsur baik komitmen, unsur keintiman emosional dan unsur dorongan daya tarik seksual itu perlu dijaga, dipelihara secara sengaja. Jadi kiranya lewat pembelajaran pada forum ini kita bisa lebih memperkaya, mendewasakan, menumbuhkan cinta yang ada dalam hidup kita masing-masing.

H : Terima kasih Pak Sindu untuk perbincangan yang sangat menarik ini. Para pendengar sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih Anda telah mengikuti perbincangan kami dengan Bapak Penginjil Sindunata Kurniawan, M.K. dalam acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kami baru saja berbincang-bincang tentang “Segitiga Cinta" . Bagi Anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai acara ini silakan menghubungi kami melalui surat. Alamatkan surat Anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 56 Malang. Anda juga dapat menggunakan e-mail dengan alamat telaga@telaga.org kami juga mengundang Anda mengunjungi situs kami di www.telaga.org. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, akhirnya dari studio kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada acara TELAGA yang akan datang.


Ringkasan:

Dalam buku yang ditulis oleh seorang ilmuan bernama Robert Sternberg, kita akan memelajari tentang model segitga cinta, kenapa disebut sebagai segitiga cinta, karena model ini menggambarkan bahwa cinta memiliki tiga komponen dasar yakni: keintiman, nafsu dan komitmen.

  • Keintiman (intimacy) adalah komponen afektif atau emosi-perasaan yakni kedekatan yang dirasakan oleh dua orang dan sekaligus kekuatan dari ikatan yang menahan bersama.
  • Nafsu (passion) adalah komponen yang bersifat lahiriah atau biologis yakni dorongan untuk mendekat, menyatu dan memuaskan insting seksual.
  • Komitmen mewakili komponen kognitif atau komponen pikiran dan pertimbangan, yakni pertimbangan untuk mengambil keputusan mencintai dan ingin bersama dengan seseorang, mengikatkan diri dalam bentuk yang resmi serta memertahankan hubungan itu.

Sebagai sebuah model atau gambar, ketiga komponen ini mewakili tiga sudut sebuah segitiga sehingga disebut sebagai segitiga cinta dan dari ketiga sudut tersebut muncullah tujuh jenis hubungan yang antara lain :

  1. Di sudut keintiman, yakni adalah hubungan yang hanya memiliki komponen keintiman saja. Disebut Rasa Suka (liking). Disini terjadi pertemanan saja dengan tanpa daya tarik atau nafsu seksual maupun komitmen jangka panjang. Ada rasa suka, dekat, intim secara emosional tapi tanpa daya tarik seksual maupun komitmen jangka panjang. Jadi sewaktu-waktu hubungan ini bisa ditinggalkan atau dihentikan, karena memang tanpa komitmen.
  2. Jenis hubungan kedua berada di sudut komitmen. Hubungan yang hanya memiliki komponen komitmen saja. Disebut Cinta Kosong (Empty Love). Keputusan atau komitmen untuk mencintai orang lain dengan tanpa sama sekali keintiman emosional/rasa dekat dan nafsu/daya tarik seksual. Bisa dikatakan bentuk hubungan yang berjalan langgeng tapi kering, maka disebut cinta kosong. Ibarat amplop tanpa surat.
  3. Jenis hubungan yang berada di sudut nafsu. Hubungan yang hanya memiliki nafsu saja, disebut tergila-gila, Cinta Nafsu (Infatuation). Hubungan yang semata digerakkan oleh dorongan seksual, penuh gairah seksual dan hanya mengejar pemuasan seksual. Keintiman emosional dan komitmen tidak ada sehingga dalam hubungan macam ini perasaan orang bisa merasa kosong, dikhianati, diperalat dan sama sekali tidak dikasihi.
  4. Jenis hubungan yang berada di sisi segitiga cinta di antara sudut keintiman dan sudut komitmen. Jadi hubungan yang memiliki gabungan komponen keintiman dan komitmen. Disebut Cinta Karib/Cinta Persahabatan (Companionate Love). Hubungan ini merupakan pertemanan yang bersifat jangka panjang, dengan tanpa komponen daya tarik atau dorongan seksual. Berbeda tadi dengan hubungan yang hanya memiliki komponen keintiman, yang disebut Rasa Suka. Kalau Rasa Suka tadi tanpa komitmen, maka Cinta Karib/Cinta Persahabatan memiliki komitmen sehingga hubungan ini lebih bersifat terpelihara dan langgeng.
  5. Jenis hubungan yang kelima, berada di sisi segitiga di antara sudut komitmen dan sudut nafsu. Jenis hubungan yang memiliki gabungan komponen nafsu dan komitmen. Disebut Cinta Bodoh/Cinta Tanpa Pengenalan (Fatuous Love). Jenis hubungan ini bisa terjadi pada pria dan wanita yang setelah bertemu hanya beberapa kali dan belum begitu mengenal, sudah melakukan hubungan seksual, kemudian menikah. Setelah menikah, masing-masing pun merasa tidak perlu meningkatkan mutu kehidupan pernikahan mereka dan tidak ada dialog dari hati ke hati.
  6. Jenis hubungan yang berada di sisi segitiga di antara titik sudut nafsu dan titik sudut keintiman. Jenis hubungan yang memiliki gabungan komponen keintiman dan nafsu, disebut Cinta Romantis.
  7. Jenis hubungan yang ketujuh atau terakhir berdasarkan model segitiga cinta berada di dalam segitiga, di tengah-tengah segitiga. Jenis hubungan yang memiiki gabungan komponen keintiman, nafsu dan komitmen. Disebut Cinta Sempurna, Cinta Lengkap (Consummate Love). Cinta ini dinyatakan sebagai bentuk cinta yang ideal, namun tidak mudah untuk dicapai karena cinta manusia itu bukanlah barang statis dan menetap, melainkan bisa berubah-ubah oleh berbagai situasi, sehingga memiliki cinta yang mengandung tiga komponen secara bersama-sama. Memang bisa dicapai tapi juga rentang dengan perubahan waktu dan kondisi. Suami istri di awal pernikahan bisa dominan dengan Cinta Romantis, sejalan dengan proses belajar akhirnya memiliki Cinta Lengkap lalu sejalan usia dimana gairah seksual makin menurun akhirnya beralih menjadi Cinta Karib/ Cinta Persahabatan. Itu hal yang normal dan tidak ada yang salah.

Questions: